Misteri Sakit

Halo semua, bertemu lagi dengan saya. Di kesempatan sebelumnya, kita sudah membahas tentang “melupakan sebentar pekerjaan sekolah.” Tentu akhir-akhir ini cukup banyak try-out alias latihan ujian. Lagipula, Ujian Nasional sudah benar-benar di dekat mata, sehingga untuk membuat pikiran tidak panik dan cukup santai, walaupun tidak terlalu santai, kami sedikit mengunjungi suatu tempat yang menyejukkan mata dan hati. Jika kalian benar-benar penasaran, kalian bisa baca di serial sebelumnya. Tentu saja, sekarang kita akan membahas sesuatu yang berbeda dari serial kemarin. Kali ini, kita akan membicarakan sebuah peristiwa yang agak mengagetkan.

Pada waktu itu, awal bulan April, entah mengapa, ayahku tiba-tiba terserang suatu penyakit. Rupanya penyakit darah rendah. Di situ, ayahku mulai mengobati dirinya sendiri bersama kami di suatu rumah sakit. Namun, bukannya sembuh, penyakit itu berbalik 180 derajat menjadi penyakit darah tinggi! Suatu kejadian yang cukup aneh apabila dipikir-pikir. Memang, dalam jangka waktu beberapa hari ini, tekanan darah sudah mulai normal. Tentu saja keadaan ayahku memang sudah membaik. Namun bencana datang lagi. Akhir-akhir ini, ayahku mulai mengikuti tes urine. Hasilnya cukup mengejutkan! Di dalam air kencingnya, terdapat suatu bakteri yang mungkin berasal dari daerah antah berantah. Tentu saja, semua keadaan itu membuat ayahku lebih lemas dan membuatnya sering pulang lebih awal dari kampusnya.

Gara-gara penyakit sialan tersebut, ayahku mengalami perubahan. Banyak dari perubahan ini menimbulkan hal negatif bagi kami semua. Bisa aku sebutkan dua hal negatif tersebut di serial ini. Pertama, kegiatan jalan-jalan dan liburan kecil-kecilan yang biasa kami jalani pada weekend semakin terkurangi akibat stamina ayahku ini yang tentu saja menurun berkat penyakit tersebut. Mungkin dari hal tersebut bisa di ambil sedikit hal positif, yakni kami menjadi mengurangi kegiatan yang lebih bisa diisi dengan kegiatan yang lebih berguna. Kedua, dengan stamina ayahku yang menurun, kegiatan “memijati” diriku tentu saja otomatis berkurang. Seperti alasan yang pertama, dari sini juga bisa di ambil sisi positif, yaitu mungkin aku akan berubah menjadi tidak terlalu tergantung pada aktivitas “memijat” seperti yang telah disebutkan.

Walaupun begitu, di balik kedua sisi negatif tersebut (yang kebetulan bisa di ambil sisi positifnya), kita juga bisa mengambil dua sisi positif. Pertama, seperti yang sudah disebutkan di atas, ayahku dapat pulang lebih awal dari kampusnya, sehingga dapat berinteraksi dengan kami berdua. Itu tentu saja juga dapat membantu menyembuhkan dengan cepat ayahku. Kedua, dengan alasan pertama tadi, ayahku dapat kesempatan untuk beristirahat di rumah. Dengan begitu, ayahku juga dapat menyembuhkan penyakitnya dengan cepat.

Intinya, seburuk-buruk apapun keadaan kita, kita harus tetap berpikir positif dalam mengerjakan sesuatu.

Comments

Popular posts from this blog

Ngenol Bikin Dongkol

Teknisi Correction Tape

Matahachi, sang Lemah Hati #05 - TAMAT