Posts

Showing posts from 2016

Seni Literasi #01

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang kedua saudara sepupuku yang berkunjung ke rumahku. Tentu saja, suasananya sangat menyenangkan sekali bagi kami, karena sudah agak lama tidak bertemu kembali. Sekarang kita tidak akan membahas hal itu lagi. Namun, kita akan membahas sesuatu hal yang berbeda, yang tentu saja sama menariknya. Aku akan memberikan sedikit clue untuk serial hari ini. Kemarin, pada hari Sabtu, 26 November 2016, aku “membolos” sekolah. Apabila kalian melihat kata “membolos” tersebut, apakah kalian akan menyimpulkan aku malas sekolah? Jika demikian, maka dugaan kalian salah. Aku tidak pernah sedikit pun membolos sekolah karena hal yang tidak penting. Maka, kata membolos di atas lebih baik diganti sebagai izin. Mengapa demikian? Karena, aku akan membantu ayahku untuk memberikan KU (Kuliah Umum) pada mahasiswa PGSD, semester 1, 5, dan 7. Apalagi, Kuliah Umum itu diselenggarakan pada pukul 9. Padahal, jam 9 aku masih berada di sekolah! Ini agak ironis, karena

Salah Duga #02

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang kunjungan saudara sepupuku ke rumahku. Tentu saja, kunjungan saudara sepupuku tersebut membahagiakan, tidak menyedihkan. Mengapa? Karena apabila kita sudah sekian lama tidak bertemu dengan saudara kita, ketika bertemu sekali, pasti dalam keadaan menyenangkan dan menggembirakan. Apalagi, ketika kita dapat bermain bersama dan memupuk rasa persaudaraan. Apabila kalian ingin membaca cerita secara penuh, silahkan berkunjung ke serial sebelumnya. Walaupun begitu, sekarang, kita masih akan membahas cerita lanjutan dari serial sebelumnya. Pada waktu itu, aku dan ibuku dengan segera membuka mantol kami yang membuat kami seolah-olah terbakar. Mengapa demikian? Karena mantol yang didesain untuk melindungi kita dari hujan, tidak di desain untuk melindungi kita dari panas matahari. Jadi, mantol itu bukannya membuat kami nyaman dari hujan, malah membuat baju kami basah oleh keringat. Namun itu tidak seberapa dibandingkan dengan kegembiraan kami

Datangnya Saudara dari Daratan #01

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang prezi. Prezi adalah salah satu software presentasi yang canggih. Mungkin di luar sana banyak software presentasi yang memang lebih top daripada Prezi, namun dalam sepengetahuanku, prezi sudah cukup hebat untuk mendukung presentasi kita. Jika kalian ingin membaca cerita lengkapnya, silahkan berkunjung ke serial sebelumnya. Sekarang, tentu saja, kita tidak akan membahas prezi. Mengapa? Karena, alasan pertama, akan menimbulkan kebosanan. Kedua, jika kalian ingin mempelajari prezi lebih lengkapnya, jangan mencoba mencari di blog ini. Kalian bisa mengunjungi langsung prezi di http://prezi.com .   Cukup mudah bukan linknya? Oke, sekarang, kita akan langsung mengacu kepada inti tema dari cerita ini. Kalian pasti mengetahui pada serial Dikejar Genderuwo , ada dua sepupuku yang aku ceritakan di situ. Nah, kebetulan sekali, hari Minggu tanggal 23 Oktober 2016, kedua saudara sepupuku datang ke rumahku. Mengapa? Kebetulan sekali, ibu mereka a

Merasa Berguna

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang Minecraft. Tepatnya, kunjungan ke rumah temanku untuk bermain Minecraft. Berbagai pengalaman aku alami di rumah temanku, mulai yang sudah aku rencanakan sampai yang tak terduga. Apabila kalian ingin membaca cerita selengkapnya, silahkan baca serial sebelumnya. Sekarang, tentu saja, kita akan membahas hal yang berbeda. Lebih bermakna dan sedikit menyenangkan. Bermakna karena bisa membantu orangtuaku, tepatnya ayahku dalam mengerjakan tugasnya. Sedikit menyenangkan karena hal itu sebenarnya memang salah satu hal yang aku sukai. Apa itu? Kalian pasti mengetahui serialku yang menyangkut tentang software power point kan? Aku sudah mempunyai bukti, bahwa sebenarnya Microsoft Power Point bukanlah sofware untuk presentasi yang paling maju. Power Point hanyalah sebuah softaware presentasi yang semestinya menjadi sebuah landasan untuk mempelajari lebih jauh lagi software yang lebih “keren” daripada Power Point. Mungkin ada banyak software pr

Perlu Bersusah Payah Dulu #02 - TAMAT

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang kunjungan. Kunjungan apa? Tentu saja, kunjunganku ke rumah temanku. Kebetulan sekali, pada waktu itu, hari beranjak ke hari Sabtu, sehingga itulah kesempatan bermainku. Kebetulan yang lainnya, ibuku memperbolehkan aku untuk berkunjung ke rumah temanku untuk bermain bersama. Selain demi kebahagiaan, itupun juga demi persaudaraan dan kebersamaan kami sebagai teman. Tentu saja, jika kalian ingin melihat kelengkapan dari cerita tersebut, silahkan baca serial sebelumnya. Namun sekarang, kita harus fokus untuk membahas tentang kelanjutan dari permainan kami bersama. Seperti pada serial sebelumnya, aku mendapati temanku sang tuan rumah dengan temanku yang lain sedang makan bersama. Supaya tidak merepotkan, kita akan menyebutkan nama asli dari kedua temanku tersebut, mulai dari sekarang. Temanku sang tuan rumah bernama Daniel, sedangkan temanku yang lain bernama Evan. Kedua temanku tersebut asyik sekali memakan ayam. Tampaknya enak, namun

Kesempatan Langka #01

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang Benteng Vredeburg. Tepatnya, pengalaman pentas di Benteng Vredeburg bersama teman-teman bermain musikku. Tentu saja, pengalaman konser di Benteng Vredeburg tidak tergantikan dan sangat menyenangkan sekaligus menggembirakan, jadi kalian wajib untuk membaca serial sebelumnya, sebelum membaca serial ini. Oke, lewati saja hal itu. Sekarang, tentu saja, kita akan membahas sesuatu yang lebih berbeda. Kita kali ini akan membahas masalah “pemrograman” kembali, setelah sekian lama tidak membicarakan hal tersebut. Pada waktu itu, hari sudah mulai siang. Pada waktu itu juga, kegiatan belajar mengajar di sekolahku sudah berakhir, ditandai dengan bunyi “kring” panjang dari lonceng elektrik. Akhirnya, aku bersama teman-temanku, setelah berdoa dan memberi salam kepada guru tentu saja, langsung berebutan keluar dari kelas dan turun tangga. Kebetulan, kelasku berada di tingkat kedua, jadi maklum kalau tangga dalam sekejap dipenuhi oleh siswa yang

Segar dengan Tawa #02 - TAMAT

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang Benteng Vredeburg. Tentu saja, serial sebelumnya tidak lagi dapat dilanjutkan karena sudah melewati batas 500 kata. Maka, serial sebelumnya akan dilanjutkan di serial kali ini. Sebagai sinopsis, serial sebelumnya bercerita tentang pengalamanku sebagai pemain musik. Tepatnya, aku ikut berpartisipasi dalam suatu konser yang diadakan di Benteng Vredeburg. Mengapa disebut berpartisipasi? Karena yang tampil di benteng tidak hanya aku, namun seluruh pemain musik dan penyanyi di Taman Budaya Jogjakarta. Bagaimana kisahnya? Silahkan baca serial sebelumnya terlebih dahulu, baru kemudian membaca serial ini. Pada waktu itu, hujan semakin deras saja. Parahnya, kami bermain di luar alias outdoor. Air berkecipak di luar maupun di atas tenda, namun itu tidak sama sekali menyurutkan semangat kami untuk menghibur para penonton. Justru malah menambah rasa damai dan tenang, sehingga dapat dipastikan kami akan menampilkan performa yang paling baik. D

Sopan di Bawah Guyuran Hujan #01

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang anomali cuaca. Ternyata, cuaca bisa menipu kita. Dari semula yang cerah, bahkan kelihatan terang benderang, beberapa waktu setelahnya bisa saja bertransformasi menjadi hujan lebat dengan petir yang menyambar-nyambar. Ataupun sebaliknya. Sayangnya, aku tidak bisa menceritakan kembali secara penuh di dalam serial ini, karena hanya akan menambah kebosanan saja. Tentu saja, kalian boleh membaca tentang cuaca di serial sebelumnya. Sekarang, kita akan membahas sesuatu yang berbeda. Apa yang berbeda? Langsung saja simak cerita di bawah ini, yang tentunya akan menarik dan agak lucu. Pada waktu itu, tepatnya pada hari Minggu pukul empat, aku dan kedua orangtuaku dengan segera bersiap-siap untuk berangkat ke Benteng Vredeburg. Untuk apa? Jadi, pihak Benteng Vredeburg dan Taman Budaya, tempat aku latihan biola, menjalin semacam kerjasama untuk memeriahkan acara untuk mengenang Hari Museum. Tentu saja, aku dan teman-temanku di Taman Budaya di

Cuaca yang Mengganggu Perasaan

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang Buku Musashi berturut-turut. Memang, Musashi menimbulkan kekaguman bagiku. Mengapa? Karena setiap kata dari tokoh yang ada didalam buku cerita Musashi menampakkan sifat dari setiap tokoh di buku tersebut. Arti lainnya, pengarang dari buku tebal itu memang luar biasa cerdas. Sekarang, tentu saja, kita akan membahas sesuatu yang agak berbeda. Kita akan membahas sesuatu yang lain dari yang lain. Tepatnya cuaca. Pada waktu itu, tepatnya hari Selasa, aku dan ayahku berangkat ke Gereja Kotabaru. Tentu saja, kalian pasti sudah tahu untuk apa kami ke Gereja Kotabaru. Ya, aku memang bertugas untuk melayani gereja. Caraku melayani gereja pun sebenarnya agak anti-mainstream, yakni bertugas pada jam setengah enam pagi. Karena jarak Gereja Kotabaru dengan rumahku agak jauh, tentu saja aku bangun lebih awal dari jam setengah enam pagi. Tepatnya satu jam sebelum jam setengah enam pagi, yakni jam setengah lima pagi. Begitu sudah bangun, mandi, dan

Matahachi, sang Lemah Hati #05 - TAMAT

Pada serial sbeelumnya, kita sudah membahas tentang Takuan Soho. Takuan Soho adalah sosok protagonis di cerita Musashi. Bayangkan, jika tidak ada sosok Takuan Soho, buku Musashi setebal itu tidak akan bermakna. Jika kalian penasaran akan tokoh tersebut, silahkan cek di serial sebelumnya. Sekarang, tentu saja, kita akan membahas hal yang lain. Lebih tepatnya, kita masih membahas tentang buku tebal yang menarik tersebut, namun dalam serial kali ini kita akan lebih menyoroti tokoh antagonis, yakni Matahachi. Matahachi merupakan teman dekat Takezo selama mereka masih kecil. Tentu saja, sebenarnya, Takezo mempunyai orangtua. Namun sayangnya, ayah dan ibunya bercerai. Ibunya menikah dengan pria lain dan mendapatkan anak lain. Oke, kita akan melewati hal itu. Matahachi merupakan sosok yang berkebalikan dengan Takezo. Apabila kita mengenal Takezo sebagai orang yang sangat percaya diri, pantang menyerah, dan tidak takut akan apapun, Matahachi kebalikannya. Ia seorang pemalas dan mudah dipen

Takuan Soho Keren #04

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang buku tebal Musashi. Tentu saja, tidak semua orang suka membaca. Bahkan, bagi beberapa orang di dunia ini, menganggap bahwa bahan bacaan adalah mimpi buruk. Mengapa? Karena, begitu melihat kata-kata yang berderet, mereka menjadi malas untuk membaca dan memahami cerita yang ada di dalam bacaan tersebut. Padahal, kenyataannya, membaca itu seru! Seseru kita bermain game! Bahkan, setiap aku membaca, waktu yang kuhabiskan bisa sampai berjam-jam! Jika kalian tidak percaya, maka kita akan membahas kelanjutan dari seri sebelumnya. Apabila dulu kita membahas tentang Musashi, maka kali ini kita akan membahas lagi buku tersebut. Tentu saja, kita tidak akan membahas semua isi dari buku itu. Mengapa? Ada dua alasan. Pertama, aku belum selesai membaca seluruhnya sampai kisah ini ditulis. Kedua, buku itu terlalu tebal dan banyak untuk diceritakan di serial ini. Kita hanya akan membahas sesuatu yang aku sukai dan yang paling menarik menurutku di b

Hipnotis Lidah Takuan Soho #03

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang ketidak telitian dan keteledoranku atas pelajaran Matematika. Matematika memang pelajaran yang rumit untuk dipahami. Apabila kalian berpikir bisa menaklukan Matematika, hari berikutnya Matematikalah yang akan menaklukan kalian. Namun setidaknya, kita dapat memperbaiki dari kesalahan-kesalahan yang kita perbuat, karena setiap orang tidak ada yang sempurna. Apabila kalian ingin membaca secara khusus serial berikut, maka silahkan baca di serial sebelumnya. Sekarang, tentu saja, kita akan membahas kelanjutan dari serial sebelumnya. Pada waktu itu, hari sudah mulai pagi. Tentu saja, hari baru ditandai dengan pagi yang cerah. Dalam hari yang cerah itu, tentu saja, kami memulai aktivitas kami dengan biasa. Uniknya, pada waktu itu, hari Sabtu sudah bertransformasi menjadi hari Minggu. Hari Minggu bisa diartikan dalam beberapa hal bagiku. Pertama, hari Minggu membuat kegiatan beraktivitasku lebih tinggi. Kok bisa? Bukannya hari Minggu ad

Pukulan Mematikan dari Keteledoran #02

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang pelajaran Matematika. Pelajaran Matematika sering disepelekan oleh orang banyak, kadang malah diremehkan. Mengapa? Karena matematika sebenarnya secara praktis banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Persoalannya, penggunaan matematika di dalam kehidupan nyata dengan pelajaran formal di sekolah sering jauh asap dari gantang. Artinya, pengalaman belajar di sekolah seringkali terlalu teoretis. Jauh dari pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari. Tidak salah, bahwa banyak orang yang menjadi korban. Matematika yang memiliki peran penting untuk membentuk pemikiran logis terpaksa menjadi sumber ketakutan bagi banyak orang. Padahal, apabila dipelajari lebih dalam, matematika itu mempunyai seluk beluk yang luar biasa. Apabila kalian pengin tahu tiga hal penting mengapa matematika tidak boleh dihindari, silahkan baca di serial sebelumnya.   Di serial kali ini, tentu saja, kita akan membahas sesuatu yang luar biasa. Secara singkat,

Kejadian Luar Biasa #01

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang Force Majeur. Apa itu force majeur? Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia , force majeur adalah suatu kejadian yang terjadi di luar kemampuan manusia dan tidak dapat dihindarkan sehingga suatu kegiatan tidak dapat dilaksanakan atau tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.   Force majeur banyak macamnya, dan didasarkan pada konteks. Namun, yang dimaksudkan pada cerita sebelumnya adalah, kemacetan di jalan. Tentu saja, kemacetan di jalan termasuk force majeur, karena kita tidak bisa menghentikannya secara instan atau melewatinya dengan mudah. Nah, apabila kalian masih penasaran akan yang namanya “force majeur,” maka silahkan baca di serial sebelumnya. Sebuah kejadian force majeur telah diceritakan di serial sebelumnya. Sekarang, tentu saja, kita tidak akan membahas yang namanya “force majeur.” Kita akan membahas sesuatu yang agak aneh, tepatnya luar biasa. Tentu saja, semua hal yang dibahas disini adalah sesuatu yang luar biasa.

⁠⁠⁠Terlambat karena Force Majeur

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang serial Pinus Asli Dlingo yang terakhir. Walaupun masih sambungan dari serial Pinus Asli Dlingo, tapi nyatanya serial terakhir dari serial bersambung Pinus Asli Dlingo tidak membahas tentang Hutan Pinus Dlingo itu sendiri. Penasaran apa isi ceritanya? Jika kalian memang benar-benar ingin mengerti sesuatu yang terkandung di dalam serial terakhir Pinus Asli Dlingo, maka bacalah serial yang terakhir. Sekarang, tentu saja, kita membahas suatu hal yang berbeda. Semua yang membaca cerita ini, apabila bertempat tinggal di Yogyakarta, pasti mengetahui bahwa hari Rabu tanggal 28 September 2016, hujan deras melanda. Tepatnya, hujan dimulai pada satu hari sebelumnya, pada malam hari sampai pada pagi hari. Ternyata, hujan yang terlihat sepele itu berdampak pada satu hal. Apa dampaknya? Aku tidak akan menyebutkan secara langsung, tetapi kita akan langsung memulai saja serial ini. Pada waktu itu, hari sudah mulai gelap. Langit yang mendung seaka

Yang Tersembunyi #10 - TAMAT

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang kehebatan dari orangtuaku. Ya, seperti yang kita tahu, Tuhan menciptakan seorang manusia berbeda dengan manusia yang lainnya. Seorang manusia juga mempunyai tugas di dunia ini berbeda dengan manusia yang lain. Tetapi hebatnya, manusia dapat bersatu untuk saling melengkapi. Salah satu contoh yang dapat dipetik yakni kedua orangtuaku. Apabila kalian ingin membaca penjelasan secara menyeluruh, maka silahkan baca serial sebelumnya. Sekarang, tentu saja, kita akan membahas sesuatu yang agak berbeda. Walaupun serial ini termasuk lanjutan dari Pinus Asri Dlingo, namun yang dibahas kali ini tidak ada hubungannya dengan Hutan Pinus Dlingo. Jika kalian sudah membaca serial sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa ayahku memang seorang pemimpin sejati. Namun ibuku pun tak kalah kerennya. Ibuku dapat dikatakan sebagai motivator. Motivator yang aku maksud tentu saja bukan motivator yang memberikan kata-kata motivasi, namun justru kadang-kadang memara

Api Menyala dari Dalam Diri #09

Pada serial sebelumnya, ktia sudah membahas tentang jalan yang menyesatkan. Namun, berbekal pengetahuan dan logika, akhirnya kami menyimpulkan bahwa jalan berkondisi mulus pertanda kita mendekati sebuah pusat dari wilayah ataupun perkotaan. Apa maksudnya? Jika kalian ingin mengerti apa maksud perkataanku, maka silahkan baca serial sebelumnya. Kali ini, kita tidak akan membahas tentang jalan yang menyesatkan. Namun, kita masih akan membahas tentang lanjutan dari Pinus Asri Dlingo. Tak terasa, serial bersambung Pinus Asri Dlingo telah mencapai serial ke sembilan! Ada satu keajaiban yang bisa diceritakan di serial kali ini, yang lebih cocok disebut kegilaan. Mengapa? Beberapa bulan setelah ayahku bisa menyetir mobil, tepatnya empat bulan, kami pergi ke Cilegon dengan mobil pribadi untuk mengunjungi acara keluarga! Yang lebih menarik, ayahku lah yang menyetir mobil dari Jogjakarta sampai ke Cilegon! Omong-omong, apabila kalian belum tahu, Cilegon masuk provinsi Jawa Barat. Sedangkan, Jog

Jalan Mulus Yang Menyesatkan dengan Sempurna #08

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang sebuah raket nyamuk. Tentu saja, semua yang dibahas di dalam blog ini tidak biasa. Maka, dapat dipastikan bahwa raket nyamuk itu adalah raket nyamuk yang tidak biasa alias raket nyamuk sensasional. Apa sebabnya? Jika kalian ingin mengetahui apa sebab raket nyamuk di dalam serial sebelumnya diberi nama “Raket Nyamuk Sensasional,” maka silahkan baca serial sebelumnya. Sekarang, tentu saja, kita tidak akan membahas “Raket Nyamuk Sensasional,” karena tentu saja itu sudah tamat. Sekarang, kita justru akan membahas lanjutan dari serial Pinus Asri Dlingo. Karena sudah memecahkan misteri hammock yang benar-benar misterius bagi kami, sekarang kami akan beranjak dari lokasi Hutan Pinus Dlingo ke rumah kami yang tercinta. Tentu saja, perjalanan berangkat yang cukup lama akan kami rasakan kembali, bedanya ketika pulang, hati kami dipenuhi dengan kepuasan yang luar biasa besar. Dengan segera, kami pulang melalui pintu gerbang dan memasuki mobi

Raket Nyamuk Sensasional

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang pemecahan misteri hammock. Ternyata, hammock tidak sesulit yang kita bayangkan. Bahkan lebih mudah daripada pemecahan otak. Tetapi, seperti yang kita ketahui pada serial sebelumnya, pekerjaan fisik belum tentu lebih mudah daripada pekerjaan otak. Jika kalian ingin mengetahui pembahasan yang lebih dalam dan serius, maka bacalah serial sebelumnya. Sekarang, tentu saja, kita akan membahas sesuatu yang sangat berbeda dari beberapa serial terakhir. Kita tidak akan melanjutkan serial Pinus Asri Dlingo, namun serial yang lebih unik daripada serial Pinus Asri Dlingo. Pada waktu itu, hari sudah mulai malam. Tidak seperti biasanya, aku dan kedua orangtuaku pergi keluar. Mengapa? Apakah kami keluar untuk makan malam atau berwisata? Tidak. Kami tidak keluar untuk makan malam ataupun berwisata. Bahkan, kami tidak merayakan kebahagiaan. Lebih tepatnya, kesedihan yang berkembang menjadi kekhusyukan. Sebenarnya, di dalam hati kami ada kebahagiaa