Merasa Berguna

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang Minecraft. Tepatnya, kunjungan ke rumah temanku untuk bermain Minecraft. Berbagai pengalaman aku alami di rumah temanku, mulai yang sudah aku rencanakan sampai yang tak terduga. Apabila kalian ingin membaca cerita selengkapnya, silahkan baca serial sebelumnya. Sekarang, tentu saja, kita akan membahas hal yang berbeda. Lebih bermakna dan sedikit menyenangkan. Bermakna karena bisa membantu orangtuaku, tepatnya ayahku dalam mengerjakan tugasnya. Sedikit menyenangkan karena hal itu sebenarnya memang salah satu hal yang aku sukai.

Apa itu? Kalian pasti mengetahui serialku yang menyangkut tentang software power point kan? Aku sudah mempunyai bukti, bahwa sebenarnya Microsoft Power Point bukanlah sofware untuk presentasi yang paling maju. Power Point hanyalah sebuah softaware presentasi yang semestinya menjadi sebuah landasan untuk mempelajari lebih jauh lagi software yang lebih “keren” daripada Power Point. Mungkin ada banyak software presentasi yang bisa disebutkan di sini, hanya saja kita akan membahas satu saja. Keistimewaan software yang akan kita bahas ini adalah, software ini mengandalkan perspektif.

Apa itu. Yup, namanya adalah prezi. Tentu saja, software ini banyak digunakan orang, dan salah satu yang termaju. Sifatnya perspektif, karena cara kerja prezi adalah memfokuskan apa yang dipresentasikan, kemudian screen akan berpindah ke fokus yang lain. Susah untuk dijelaskan, namun kira-kira seperti itu. Apabila kalian masih bingung, silahkan ke web aslinya. Biasanya, prezi dibuat di web kemudian di download dan di jalankan dengan software prezi. Hanya saja sayangnya, prezi bisa di download hanya dengan cara membayar. Kebetulan, prezi mengizinkan lembaga atau kelompok seperti kampus dapat mendownload prezi secara gratis. Tentu saja caranya harus mempunyai akun yang disediakan oleh kampus yang tentu sudah diizinkan oleh prezi. Namun caranya sungguh ribet.

Kebetulan, karena lebih maju, istilahnya prezi lebih ribet. Ribet apa? Ribet dalam menyusun presentasi dalam software tersebut. Kita harus pandai mengkira-kira ukuran lingkaran seberapa, apakah ketika dizoom bisa, dan lain sebagainya. Itu sungguh suatu hal yang sangat detail, yang bahkan tidak bisa ayahku lakukan sendirian. Setidaknya, ia butuh aku untuk membantunya bekerja dan memasukkan naskah ke dalam prezi tersebut. Untungnya saja, aku mempunyai hobi untuk pekerjaan detail semacam itu. Jadi, hal itu bukan beban bagiku, justru suatu hiburan dan luang untuk berpikir serta menuangkan ide. Mengapa demikian? Karena prezi lebih daripada power point. Prezi bisa membuat kita mengembangkan kreatif sekaligus melatih membuat presentasi yang baik. Mungkin baik bagi kita untuk sekali-kali mencoba menggunakan prezi di dalam kehidupan kita.

Siang tadi, tepatnya sesudah aku pulang dari sekolah, ayahku mengirimkan pesan di WA. “Prezi bisa di download di kampus. Terima kasih Rio.” Pesan pendek, tidak seperti biasanya. Ayahku suka kirim pesan yang panjang-panjang di WA. Barangkali ayahku sedang sibuk. Hari ini, ayahku menjadi keynote speaker untuk sebuah seminar internasional di kampusnya. Aku pun membalas dengan cara yang tidak kurang singkat. Dua emoticon gigi meringis!

Namun, tidak terlalu lama kemudian, rentetan kalimat pun muncul. “Presentasi dengan Prezi mengundang banyak perhatian. Para peserta seminar, sejumlah lebih dari 300 orang sangat antusias. Ayahmu sangat bersyukur memiliki asisten luar biasa bernama Rio. Sekali lagi, terima kasih sekali atas peran sertamu.” Omong-omong, memang ayahku benar-benar jagoan dalam hal memuji. Dia sangat royal dalam hal memberikan apresiasi terhadap apa yang dilakukan oleh anaknya. Aku benar-benar merasa sebagai anak yang berguna.

Comments

Popular posts from this blog

Ngenol Bikin Dongkol

Teknisi Correction Tape

Matahachi, sang Lemah Hati #05 - TAMAT