Ngenol Bikin Dongkol

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang sebuah kemandirian. Di dalam hal belajar, kita memang harus berlatih mandiri dan tidak mudah tergantung pada orang lain. Contohnya pada orangtua, jika kita mengambil kesimpulan dari serial sebelumnya. Sekarang, tentu saja, kita akan membahas sesuatu yang agak berbeda. Sekarang, kita akan membahas dalam tataran sekolah. Apakah kalian tahu, sekolahku sering mengadakan tambahan pelajaran pada pagi hari sebelum sekolah resmi dimulai, terutama pada kelas 6? Hampir setiap tahun ajaran, sekolahku mengadakan tambahan pelajaran pada pagi hari yang dilaksanakan di kelas 6, atau arti lainnya adalah ngenol. Ya, aku kurang tahu apakah ngenol ini juga dilaksanakan pada sekolah lain selain sekolahku, namun kali ini, kita tidak akan membahas sekolah lain. kita akan membahas pengalaman pribadiku, yang tentu saja berhubungan dengan sekolahku.

Kebetulan sekali, entah itu mau dinamai baik atau buruk, tahun ajaran kali ini, ngenol dilaksanakan! Itu dapat menjadi kabar baik bagi orangtua siswa? Kenapa? Karena mereka juga kesusahan dalam mendampingi anak mereka dalam belajar. Mereka menganggap, anak mereka butuh perhatian khusus dalam pelajaran. Jalan keluarnya, menurut mereka, adalah ngenol. Memang, ngenol mempunyai beberapa manfaat. Akan aku sebutkan dua manfaat ngenol yang paling utama di dalam serial ini. Tentu saja, manfaat ngenol ini berasal dari opiniku yang didasarkan pada peraturan ngenol di sekolahku. Apalagi, opiniku ini belum tentu benar, karena datang dari seorang siswa.

Pertama, anak atau siswa memang menjadi lebih berlatih disiplin. Aturan ngenol memang sangat ketat. Salah satu peraturan ngenol yang ketat yaitu, siswa yang telat harus berada di luar kelas, karena akan mengganggu konsentrasi siswa yang lain yang sedang mengikuti ngenol. Sekali lagi, itu adalah peraturan ngenol di sekolahku. Bisa jadi, peraturan ngenol di sekolah yang berbeda bisa berbeda pula. Kedua, pengetahuan, ilmu, dan segala macam logika yang ditanamkan oleh guru kepada siswa dapat lebih diingat oleh siswa. Kenapa? Karena faktanya, pada pagi hari, seorang manusia lebih merasa refresh dibanding siang hari. Jika sudah menjelang siang, otomatis tubuh dan otak kita akan lebih capek dan membutuhkan hiburan-hiburan seperti menonton televisi ataupun bermain.

Itulah manfaat dari ngenol. Tetapi, kenyataan sesungguhnya, ngenol itu membunuh! Yang aku maksud di sini bukan membunuh secara fisik dan nyawa, namun mentalitas seorang anak ataupun siswa itu sendiri. Yang namanya ngenol  itu dimulai dari jam 6 pagi. Setelah selesai ngenol, pendidikan berlanjut ke jam sekolah yang wajib. Di sekolahku, jam pulang dari sekolah itu jam satu siang. Bayangkan, dari jam 6 pagi sampai 1 siang. Jika dihitung-hitung, 7 jam sendiri dari kehidupan seorang siswa dihabiskan di sekolah. Oke, 7 jam itu dapat dikurangi menjadi 6 jam apabila kita mengurangi jam pelajaran dengan jam istirahat sekolah.

Tetapi itu sama saja. Enam jam hampir non-stop belajar, itu merupakan tekanan berat bagi siswa! Tetapi sebenarnya tidak seburuk itu. Kita bisa mengakalinya dengan berbagai cara. Pertama, kita harus berpikir positif atau positive thinking. Kita menarget dan menjadwal semua kegiatan yang akan kita lakukan, sehingga semuanya menjadi lebih realistis dan lebih mudah untuk kita jalani. Kedua, kita harus mengantisipasi semua hal yang akan kita kerjakan. Misalnya dalam ngenol. Tentu saja, untuk mengantisipasi ngantuk di dalam pelajaran ngenol, kita harus tidur malam lebih awal. Yang paling terakhir dan yang paling penting, kita tidak boleh mengeluh. Apa saja tantangan yang kita hadapi, kita tidak boleh mengeluh dan mundur daripada tantangan tersebut.

Comments

Popular posts from this blog

Teknisi Correction Tape

Matahachi, sang Lemah Hati #05 - TAMAT