Airport Komodo di Labuan Bajo
Pada serial sebelumnya,
kita sudah membicarakan tentang masalah pemrogaman atau teknis yang ada di
dalam sebuah game. Tepatnya di game kesukaanku, yaitu Minecraft. Sekarang,
tentu saja, kita akan membahas tentnag sesuatu hal yang agak berbeda. Di dalam
serial ini, kita akan membahas tentang kesibukan di dalam kehidupan ayahku.
Bagi kalian yang belum mengerti apa pekerjaan ayahku, dia adalah seorang dosen.
Namun, pekerjaan sesungguhnya lebih hebat daripada itu. Dia mengusahakan
sesuatu yang kurang aku pahami. Maklum, levelku masih belum sama dengan level
orang dewasa.
Seperti yang sudah dikatakan, hari ini kita akan membahas
tentang kesibukan seorang ayah. Terutama ayahku. Pada waktu itu, hari sudah
mulai menjelang pagi. Tepatnya pada jam setengah lima, ibuku membangunkanku.
Untuk apa sepagi itu aku sudah dibangunkan? Tentu saja, kalian pasti tahu jika
sudah membaca serial-serial sebelumnya pada blog ini. Aku akan menjelaskan
secara singkat tentang itu. Jadi, pada dasarnya, aku mempunyai tugas pelayanan
gereja setiap hari Selasa dan Rabu di Gereja Kotabaru. Yang paling anti-mainstream, aku melayani gereja
pada waktu orang-orang masih tidur, tepatnya pada jam setengah enam. Misa
berjalan selama setengah jam, jadi tidak memakan waktu begitu lama. Selesai
misa, kami biasanya langsung pulang ke rumah, karena aku mempunyai kewajiban
bersekolah, sedangkan ayahku bekerja.
Namun, ada keunikan pada hari ini. Ayahku, dalam rangka
pekerjaan, akan pergi ke daerah Flores, tepatnya Nagakeo. Pada jam tujuh, dia
sudah harus hadir di bandara. Ibuku mengantarnya dengan motor dari rumahku.
Dari sini, tentu saja, kita akan merekam jejak perjalanan dari ayahku sampai ke
Nagakeo sesuai cerita yang disampaikan kepadaku. Ketika ia sudah sampai
bandara, ayahku menunggu sebentar di ruang transit. Jarak Jogja-Flores tidak
bisa ditempuh begitu saja dengan pesawat. Pesawat harus transit terlebih dahulu
ke Denpasar, Bali. Ayahku dan penumpang lain yang akan menuju ke Bali sama-sama
menunggu pesawat yang akan mengantar mereka ke Bali datang dengan selamat ke
Jogja.
Begitu pesawat datang, ayahku dan penumpang lainnya pun
memasuki pesawat. Ayahku berkata bahwa tidak ada direct flight (penerbangan langsung) dari Yogyakarta ke Nagekeo. Sesampainya di bandara, ayahku turun dari
pesawat dan duduk di ruang transit. Dia sarapan, karena dari tadi pagi belum
sarapan, ayam makalas. Aku juga tidak tahu, tetapi kemungkinan besar, ayam
makalas adalah salah satu keunikan yang ada di Bali. Begitu pesawat datang,
ayahku dan penumpang yang lainnya menaiki pesawat menuju ke Labuan Bajo.
Perjalanan dari Denpasar sampai ke Labuan Bajo membutuhkan waktu sekitar 90
menit. Ketinggian jelajah 15.000 kaki, atau bisa disebut lima kilometer di atas
permukaan laut (DPL). Pada waktu itu, cuaca sangat cerah dan mendukung.
Ayahku menyebutkan, di pesawat, banyak sekali orang yang
berasal dari luar negeri. Arti lainnya, Labuan Bajo adalah salah satu destinasi
turis. Memang, berdasarkan sebuah
sumber di google, Labuan Bajo juga salah satu destinasi turis di Indonesia
tercinta ini. Yang paling menarik tentu saja, bandara di Labuan Bajo dinamai
Komodo! Untung saja, kata ayahku, para penumpang tidak disambut dengan para
komodo dengan air liur yang menetes-netes! Hati-hati dengan air liur komodi
itu: di mulut komodo terdapat bakteri e-coli (jenis bakteri yang ditemukan di
WC!).
Tinggalkan saja mulut komodo yang penuh bakteri. Yang jelas,
karena ayahku masih akan melanjutkan perjalanan ke Ende, begitu sampai di
Labuan Bajo, ayahku dan penumpang lainnya tidak boleh turun. Mungkin jika
turun, akan lebih repot dalam hal koordinasi. Lebih baik mencegah daripada mengobati.
Iya kan?
Serial ini ditulis ketika ayahku baru sampai Labuan Bajo.
Jadi, perjalanan ke Ende, yaitu tujuan berikutnya, tidak akan ditulis di sini.
Manusia kan tidak bisa melihat masa depan? Setelah ditelisik di google, Danau
Tiga Warna yang sangat terkenal itu termasuk Kabupaten Ende. Tidak hanya itu
pula, kabarnya, presiden pertama kita, Ir. Soekarno, pernah dibuang oleh negara
penjajah di kawasan tersebut. Jadi, Ende merupakan salah satu situs bersejarah
yang dapat kita telusuri.
Comments
Post a Comment