Belajar via Teknologi Jadul #01

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang lomba pidato yang berakhir dengan menggantung. Kok menggantung? Karena sampai kisah ini dituliskan, belum ada kepastian siapa yang menjadi juaranya. Kami menduga, lomba tersebut hanyalah sebuah syarat bagi sekolahku untuk merayakan lomba aksara. Dan itu memang semestinya. Mengapa? Karena, di Indonesia kita ini, masih banyak yang belum bisa membaca dan menulis. Banyak orang-orang, yang karena kemiskinannya, maaf, tidak mampu untuk membayar biaya sekolah sehingga keterampilan membaca dan menulis tidak berkembang. Jadi, bersyukurlah kita karena kita sudah diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk dapat mempelajari berbagai keterampilan yang menyangkut tentang baca-tulis.

Sekarang, tentu saja, kita akan membahas sesuatu yang agak berbeda. Sebelumnya, tentu saja kalian kenal dengan software Microsoft yang bernama Power Point. Di jaman sekarang, power point banyak digunakan untuk sarana presentasi. Mengapa? Karena power point mempunyai cara yang praktis untuk menjalankan beberapa animasi yang tentu saja dapat lebih membuat presentasi tersebut menarik. Jadi, kebanyakan orang sekarang menggunakan software tersebut sebagai sarana presentasi. Nah, kami, siswa-siswi kelas 6, ditugaskan oleh guru kami untuk membuat sebuah presentasi. Itu sebenarnya merupakan improvisasi, karena presentasi lebih banyak dipakai di kelas atas, seperti SMP, SMA, dan kuliah. Terutama kuliah.

Sebenarnya, tugas membuat presentasi power point untuk kami kelas 6 dari SD Kansas (Kanisius Kalasan) ini bisa dikatakan bukan heboh-heboh amat. Mengapa? Pertama, aku pernah lihat, sekolah lain bahkan telah lebih awal mengenalkan anak-anak belajar dengan menggunakan teknologi. Tidak tanggung-tanggung: mereka belajar membuat video. Yang lebih heboh lagi, sekolah itu juga berlokasi seperti SD Kansas: sama-sama di daerah pinggiran kota. Kedua, teknologi power point sebenarnya sangatlah dasar. Mengapa? Sekarang ini ada begitu banyak apps yang canggih. Mudah dioperasikan. Bisa memberikan sensasi belajar yang luar biasa. Namun, aku juga memahami. Para guru sudah sangat supersibuk. Kalau mereka tidak sempat mempelajari teknologi baru, dan mengajarkan teknologi baru tersebut kepada para siswa, itu sangat bisa dimakhlumi. Terlepas dari itu semua, tentu saja semuanya wajib disyukuri.

Nah, terlepas dari teknologi yang lumayan ketinggalan jaman, tetap saja hanya sedikit anak yang bisa mengoperasikan sebuah power point. Mengapa? Karena, power point memiliki beberapa teknik yang tidak bisa begitu saja dipelajari selama instan. Kebetulan, ayahku jago dalam power point. Setidaknya, itu menurutku – yang tentu tidak selalu benar! Dulu, ayahku pernah menunjukkan beberapa cara untuk membuat power point. Jadi, aku lumayan mengerti power point tersebut. Kembali ke topik awal, yakni presentasi. Jadi, kelas kami dibagi lima-lima, jadi membentuk sekitar 5 kelompok. Nah, setiap kelompok mempunyai tugas sendiri masing-masing. Omong-omong, presentasi ini menyangkut tentang pelajaran IPS kelas 6, yakni tentang negara tetangga di Asia Tenggara. Kebetulan, tugas kelompokku adalah mencari profil negara Thailand.

Jadi, otomatis kami harus bekerja kelompok. Namun, sistem di presentasi tersebut agak berbeda. dalam suatu kelompok, dibedakan menjadi dua, yakni operator dan anggota biasa. Operator bertugas dalam mengatur bahan untuk dipresentasikan. Jadi, anggota biasa mengumpul per slide, yang tentu saja per slide tersebut isinya berbeda, lalu disusun oleh sang operator. Itu sistem di presentasi yang ditugaskan oleh guruku. Namun, kelompok kami agak berimprovisasi. Tidak ada yang namanya operator, ataupun anggota biasa. Kami, secara bersamaan, menjadi operator dan anggota sekaligus. Kami yang mengatur bahan bersama-sama di rumah salah satu teman kami, lalu kami pula yang mempresentasikan bahan yang sudah kami siapkan tersebut.

Kebetulan, kami sudah mengumpulkan seluruh tugas kami. Tinggal menyusun tugas tersebut di dalam software power point. Akhirnya, kami sepakat akan kerja kelompok hari Sabtu pada jam satu. Kami, tentu saja, datang semua, karena kami masing-masing mempunyai tanggung jawab. Aku, tentu saja, diantar oleh ibuku ke rumah salah satu temanku tersebut, karena ayahku sedang di kampus dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup kami. Begitu sampai di rumah salah satu temanku tersebut, aku berpamitan kepada ibuku dan bertolak menuju rumah temanku tersebut. Apa yang akan terjadi di sana? Sebenarnya, bagaimana proses perjalanan kami yang agak panjang dalam menyusun power point? Selengkapnya dapat dijawab di seri selanjutnya.

Comments

Popular posts from this blog

Ngenol Bikin Dongkol

Teknisi Correction Tape

Matahachi, sang Lemah Hati #05 - TAMAT