Teknisi Correction Tape

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang keunikan-keunikan dari blog ini. Sekarang, kita akan membahas tentang hal unik lainnya yang dialami olehku dalam lingkup sekolah. Sebenarnya, kejadian ini sudah aku alami dari dulu, namun baru diceritakan dalam serial ini. Kalian pasti tahu arti autodidak kan? Dalam KBBI, autodidak adalah orang yang mendapat keahlian dengan belajar sendiri. Nah, di dalam serial kali ini, kita akan membahas betapa pentingnya autodidak tersebut. Kenapa? Karena, belum tentu ada orang yang mengerti tentang suatu pengetahuan tertentu yang ingin kalian tahu. Jaman sekarang, memang, sarana-sarana internet sudah memudahkan untuk belajar autodidak.

Pada waktu itu, hari menjelang pagi. Aku dan teman-temanku sedang duduk manis di kelas, mengikuti pelajaran. Tentu saja, kami memperhatikan pelajaran yang sedang diajarkan oleh guru kami. Mengapa? Karena ilmu-ilmu dari pelajaran tersebut dapat dipakai, digunakan, bahkan dimanfaatkan hingga dewasa. Terutama pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. Kedua pelajaran tersebut paling sering dipakai di kehidupan kita. Oke, kembali ke topik awal. Aku dan teman-temanku sedang duduk manis.

Nah, sewaktu kami ditugasi guru kami, ada salah satu temanku yang datang kepadaku. Pertanyaannya adalah, apa keperluannya sehingga dia harus datang ketempatku? Jawabannya adalah, sebuah tipex yang rusak. Omong-omong, tipex adalah suatu ungkapan yang salah. Itu hanya kebiasaan orang Indonesia saja. Ungkapan yang benar adalah correction tape. Jadi, mulai dari detik ini, kita harus menggunakan bahasa correction tape, bukan tipex lagi. Kalau kalian kesusahan untuk mengungkapkannya, minimal kalian tahu bahasa yang benar dari ‘tipex.’ Mengapa correction tape rusak bisa menjadi masalah? Kalian pasti tahu, ada dua jenis correction tape. Pertama, correction tape jenis basah. Kedua, correction tape jenis kering. Di sekolahku, siswa-siswi tidak boleh menggunakan correction tape jenis basah. Maka, terpaksa kami menggunakan correction tape kering.

Kelemahan dari correction tape jenis kering ini adalah, dia mudah rusak. Jatuh sedikit langsung rusak. Rusak dalam artian, correction tape tersebut pecah dan isinya tersebar ke mana-mana. Jarang ada anak yang dapat membetulkan correction tape rusak tanpa harus membeli yang baru lagi. Tentu saja, itu trik dari pabrik agar banyak anak atau orang yang membeli correction tape. Nah, kebetulan, aku mempunyai kemampuan itu. Di kelasku, aku sering disebut sebagai ‘teknisi.’ Ya, hanya gara-gara aku dapat membetulkan correction tape yang rusak. Jadi, setiap anak yang mengalami kerusakan correction tape langsung datang kepadaku dan memintaku untuk membetulkannya.

Apakah aku mempelajari ilmu tersebut? Tentu saja iya, namun dengan cara autodidak. Aku menelusuri bagaimana roda-roda dari correction tape kering itu berjalan, akhirnya, aku dapat menyimpulkan bahwa ada dua jenis correction tape. Pertama, correction tape dengan roda bergerigi. Correction tape jenis ini dapat dipecah menjadi dua. Dua jenis itu tidak bisa disebutkan di sini, karena akan berakibat dengan kebosanan. Kedua, correction tape dengan rantai. Rantai di sini artinya bukan rantai sepeda motor atau sepeda biasa, namun rantai dari plastik. Rantai correction tape sangat lentur dan tidak mudah putus. Menurutku, correction tape dengan roda bergerigi lebih mudah untuk diperbaiki daripada correction tape dengan model rantai.

Kesimpulan yang didapat dari serial kali ini adalah, kita sekali-kali juga perlu belajar autodidak. Autodidak dapat membuat kita lebih paham tentang suatu hal. Apalagi, les-les di luar sekolah mempunyai biaya yang sangat berat. Kebanyakan orangtua siswa rela mengorbankan uang sebegitu besarnya demi pendidikan anaknya. Maka, autodidak itu perlu, karena dengan autodidak, uang dapat dihemat, dan kita dapat lebih memahami sesuatu. 

Comments

Popular posts from this blog

Ngenol Bikin Dongkol

Telapak yang Terkoyak