Mencari Penengah
Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang
bagaimana proses penulisan naskah drama yang melelahkan itu. Terlebih, kami
juga harus berpikir keras untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Pada cerita
kali ini, kita akan membahas sesuatu yang masih bertemakan sama, namun dengan
pembahasan yang sedikit berbeda.
Pada waktu itu, hari Sabtu telah berganti menjadi hari
Minggu. Hari Minggu sering disebut sebagai hari refreshing. Kenapa? Karena, pada hari Minggu, hampir semua orang
diperbolehkan oleh kelompok kerjanya untuk berlibur. Begitu pula denganku dan
teman-temanku yang ada di sekolah kami. Namun, hari Minggu kali ini tidak kami
pergunakan untuk bermain, terutama kelompok dramaku. Kenapa? Karena, aku dan
teman-temanku sepakat mengadakan latihan di rumah temanku yang sama di serial
sebelumnya pada jam 11, karena tanggal penampilan sudah sangat mepet.
Begitu jam dinding sudah menunjukkan angka 10.30, aku
langsung bersiap-siap untuk menuju ke rumah temanku itu. Kami akan mengadakan
latihan drama, mungkin, sekitar 2 jam. Setelah bersiap-siap, aku, diantar ibuku
menaiki motor, melaju dengan kencang menuju rumah temanku itu. Begitu sampai di
sana, ternyata teman-temanku sudah menungguku di sana. Akhirnya, setelah
berpamitan dengan ibuku, aku dan teman-temanku asyik latihan selama dua jam
tersebut.
Secara umum, kami berhasil berlatih drama dengan baik. Harapnnya,
tentu saja, besok hari, kami sudah sangat siap. Namun, tunggu dulu. Ada kabar
buruk yang membuatku dan teman-teman geram. Apa itu? Ternyata ada dua teman
lain yang tidak nongol sama sekali! Nah, kedua temanku ini lah yang sebenarnya
menjadikan kisah drama ini benar-benar lebih dari sekedar dramatis, tentu untuk
tidak menyebutnya tragis. Kenapa?
Dalam skenario drama yang kami susun, di situ dikisahkan
adanya tiga anak yang bertindak nakal. Hanya karena perbedaan pendapat kecil
saja, kelompok menjadi tidak lagi akur. Tiga anak diceritakan gagal mengerjakan
ujian matematika. Pesan dari cerita itu adalah: janganlah terjebak ke dalam
pertikaian. Tidak ada gunanya. Jadilah teman-teman yang baik, yang saling
membantu. Nah, pesan dalam drama itu ternyata jauh dari pemahaman dua teman
kami. Kedua teman tersebut sama sekali tidak menampakkan batang hidungnya
sampai jadwal latihan berakhir!
Sungguh aneh dan sekaligus nyata, kedua teman kami tersebut
sungguh membuat skenario drama kami secara dramatis menjadi kenyataan. Sederhana saja, kedua teman yang melenyapkan
diri dari latihan itu benar-benar menjadi tokoh antagonis sesungguhnya. Apa
maksudnya? Marilah kita pahami teori karakterisasi penokohan sebagai berikut.
Di dalam drama, selalu ada tiga jenis tokoh. Pertama, tokoh
antagonis. Tokoh ini adalah tokoh yang membuat konflik dengan tokoh protagonis.
Kedua, tokoh protagonis itu sendiri. Tokoh ini adalah tokoh yang hampir selalu
dapat memecahkan permasalahan yang disebabkan oleh tokoh antagonis. Biasanya,
kebanyakan cerita atau drama selalu berakhir dengan kemenangan tokoh
protagonis. Lalu, tokoh yang paling terakhir adalah tokoh tritagonis. Tokoh ini
membantu kedua tokoh, yaitu antagonis dan protagonis, dapat berdamai. Namun, perlu
diingat, fungsi dari tokoh tritagonis ini tidak selalu sama di setiap drama
ataupun cerita. Jadi, jika fungsi tokoh tritagonis di satu cerita menjadi
peredam amarah antagonis, maka jangan salahkan cerita lain yang menceritakan
fungsi tokoh tritagonis yang berbeda dari cerita yang pertama. Tetapi intinya,
tokoh tritagonis ini mempunyai fungsi penengah.
Ada tokoh-tokoh lain yang tidak bisa disebutkan di sini,
karena cukup banyak, sehingga akan membuat cerita ini akan membosankan. Intinya,
kedua teman kami ini menjadi tokoh antagonis di kehidupan nyata kami, yang
membuat hidup kami menjadi tidak mulus dan lancar. Parahnya, kedua teman kami
ini juga berperan sebagai tokoh antagonis dalam naskah drama kami. Jadi, secara
tidak langsung, mereka telah membuat peran mereka menjadi nyata.
Tentu saja, masih perlu ditunggu, siapa yang akan menjadi
tokoh tritagonis dalam cerita drama kehidupan kami. Yang pasti, ada kedongkolan
di dalam hati kami. Kami juga tidak tahu bagaimana wajah kedua teman yang
mengkhianati kesepakatan kami ketika kami harus tampil dalam drama tersebut.
Apakah besok ada pertempuran hebat di antara kami? Di mana kami saling
menyalahkan? Kita tunggu besok ….
Comments
Post a Comment