Kisah Kasih Tanpa Keluh Kesah

Kalian pasti mengetahui, betapa besar jasa seorang ibu kepada kita. Ialah yang melahirkan, merawat, melindungi, dan memberi kita makan sekaligus minum kepada kita. Untuk itu, tentu saja kita perlu menghargai dan menghormati ibu kita. Pada serial kali ini, kita akan membahas betapa besar kasih sayang seorang ibu kepada kita. Bedanya, dalam serial ini, subjek yang akan aku targetkan adalah aku sendiri. Kenapa? Karena, mudah untuk menceritakan pengalaman sendiri daripada membuat pengalaman yang baru. Apalagi, lebih terkesan nyata karena memang sudah aku alami.

Mengapa pula aku mengangkat topik tentang ibu? Karena, di serial sebelumnya, telah aku singgung sedikit tentang sosok ibuku yang anti-mainstream. Dikatakan demikian karena dia memiliki keunikan yang bagiku adalah berkat. Keunikan apa? Tentu karena dialah yang membuat diriku memiliki kedisiplinan. Kedisiplinan tidak bisa dikembangkan tanpa ada “kecerewetan.” Namun, di balik sikapnya yang seperti itu, ada sepotong misteri di setiap paginya, saat di mana aku belajar untuk selalu tersenyum!

Kalian pasti tahu kasih ibu kan? Seperti yang dijelaskan di atas, kasih ibu itu tak terbatas kepada kita. Hampir semua ibu menyayangi anaknya. Sama seperti aku. Ibuku selalu membuatkanku energen yang enak dan mengenyangkan, cukup untuk membuatku bertenaga ketika bersekolah. Energen itu membuatku pikiranku penuh selama satu setengah jam.

Selain itu, ibuku juga memberiku makanan untuk dimakan di sekolah. Banyak ibu yang tidak bisa menyediakan ‘sangu’ untuk anaknya agar bisa dimakan di sekolah. Mereka cenderung memberikan uang untuk membeli sesuatu di kantin sekolah. Padahal, bisa diketahui bahwa banyak makanan yang kurang sehat. Parahnya, makanan-makanan seperti itu dijual di kantin sekolah dan penjual yang menjual makanan di luar sekolah. Banyak bumbu-bumbu yang membuat anak-anak sakit, seperti MSG dan yang lainnya.

Dalam hal musik, bahkan peran ibuku terhadap perkembangan diriku sangatlah besar. Bahkan, kalau boleh jujur, dibandingkan dengan peran ayahku sendiri, ibuku lah yang jauh lebih besar. Kok bisa? Karena, ibukulah yang memanas-manasiku untuk bermain musik. Ancaman-ancamannya terdengar mengerikan jika didengarkan. Kata bapakku, ancaman ibuku hiperbolistis! Misalnya, ibuku mengancam akan menjewer-jewer telingaku sampai ke rumah tetangga. Benar-benar sangat mengerikan bukan? Tapi, tidak seperti anak pada umumnya, aku tidak sakit hati. Kadang-kadang, aku malah tertawa dalam hati karena kelucuan sekaligus keagresifan ibuku yang satu itu.

Banyak sekali kebaikan ibuku itu, sehingga tidak bisa diceritakan satu-satu disini. Tetapi, kebaikannya yang paling aku senangi adalah kejadian yang berulang-ulang setiap pagi. Kalian pasti tahu, kejadian yang berulang akan membosankan. Tetapi, berbeda dengan yang ini. Setiap pagi, ibuku selalu mendatangiku untuk membangunkan diriku. Caranya pun unik. Aku diberinya senyuman yang manis, kemudian menciumku. Seperti itulah cara ibuku membangunkanku. Kadang, rasa capek membuat diriku tidak segera bangun. Namun, di saat pagi hari itu, sangat jarang aku dengar bentakan-bentakan dari seorang ibu yang sangat kesal hati karena anaknya tidak mau dibangunkan.
Entah kenapa, ibuku memiliki sebuah kesabaran lebih, khusus pada pagi hari saat membangunkanku. Dia akan datang, menggoda diriku dengan menciumku, dan membisikkan kata-kata yang menghangatkan. Jadi, sekalipun kedua pelupuk mataku masih berat, aku pun terpaksa bangun. Dan ketika mataku terbangun itu pula, aku akan menjumpai sesosok wanita anggun, sederhana dalam kecantikannya. Dia adalah ibuku. Dan aku pun tidak segan membalas senyuman pada ibuku tercinta ini.  Itulah keunikan ibuku dibandingkan ibu yang lainnya.

Setiap orang itu berbeda-beda. Begitu pula ibuku, berbeda dengan ibu anak-anak yang lain. Jadi, apa yang aku tuliskan di sini, belum tentu dialami oleh kalian yang membaca tulisan ini. Ibu kalian bisa jadi lebih manis atau lembut, atau kebalikannya, ibu kalian bisa galak. Tetapi, semua itu baik adanya. Tuhan menciptakan kita di dalam kebaikan. Maka, syukuri hidup kalian, karena sudah mempunyai ibu yang baik hati terhadap kalian.

Comments

Popular posts from this blog

Ngenol Bikin Dongkol

Teknisi Correction Tape

Matahachi, sang Lemah Hati #05 - TAMAT