Posts

Showing posts from 2017

Aku Bangga Pancasila

Lomba adalah sesuatu yang wajar ditemui. Lomba itu sendiri adalah sebuah kompetisi atau pertandingan yang dihadiri oleh beberapa orang dan mereka akan memperebutkan juara. Suatu ketika, aku dan teman-temanku dipilih oleh guru PKn kami untuk mewakili sekolah dalam Lomba Orasi dan Yel-Yel yang bertemakan “Aku Bangga Pancasila.” Lomba tersebut diselenggarakan oleh Radio Republik Indonesia, yang sering kita dengar dengan sebutan RRI. Seperti namanya, tentu saja, lomba tersebut dibuat untuk tujuan membuat generasi muda semakin memahami Pancasila, baik itu tujuan dan fungsinya, maupun isinya. Lomba tersebut diselenggarakan di SMP Negeri 1 Yogyakarta. Peserta dari lomba tersebut berasal dari 8 SMP yang berada di Kota Yogyakarta. Otomatis, lomba itu tidak main-main dan akan berjalan dengan meriah. Untuk mempersiapkan semua itu, kami, perwakilan dari SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tentu harus mempersiapkan lomba kami dengan sungguh-sungguh. Sekitar seminggu sebelum lomba, aku dan teman-teman

Petaka Bebek Super Alot

Liburan identik dengan kegiatan yang menyenangkan. Bukan liburan namanya jika dinamika di dalamnya tidak ada yang menyenangkan. Namun terkadang, liburan juga dibumbui dengan hal-hal yang dapat membuat kurang senang atau justru sedih. Walaupun begitu, dari hal yang dapat membuat kurang senang, kita dapat mengambil hikmah tersendiri. Pada waktu itu, kami sekeluarga, aku dan kedua orangtuaku memutuskan untuk berlibur. Kegiatan kami sehari-hari membuat kami jenuh dan membuat kami merasa untuk perlu mencari liburan. Anehnya, beberapa minggu terakhir, kami cukup sering berlibur di pantai. Yang lebih aneh lagi, orang yang mengusulkan untuk pergi berlibur di pantai adalah orang yang sebelumnya tidak terlalu suka dengan pantai, yaitu ibuku sendiri. Walaupun begitu, kami menjadi terbiasa dengan hawa dan pemandangan di pantai dan menikmatinya. Pantai yang kami kunjungi pada hari Minggu, 22 Oktober 2017 adalah Pantai Glagah. Tentu tidak seorang pun dari kalian yang tidak mengenal Pantai Glagah. P

Antara Keragaman dan Keagamaan: Seni dan Pelajaran Memimpin

SMP adalah masa-masa di mana terakhir siswa berperilaku kekanak-kanakkan. Masih banyak anak SMP yang perilakunya seperti anak-anak, namun ada juga yang perilakunya mencerminkan sifat kedewasaan. Pada akhirnya, SMP mendidik siswa-siswinya untuk dapat bertingkah dan berperilaku sesuai dengan umurnya. Salah satu caranya adalah mengajak siswa-siswi untuk memimpin doa Rosario. Dengan memimpin, sifat kedewasaan akan tumbuh dan sifat kekanak-kanakkan akan mulai luntur. Selama bulan Oktober yang dikenal sebagai bulan Maria, SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta menyelenggarakan Rosario tiap pagi. Karena durasi doa Rosario paling cepat 30 menit, maka sekolah memutuskan untuk memotong sedikit jam literasi dan memulai sekolah 15 menit sebelum jam 7. Siswa-siswi akan ikut berperan serta memimpin rosario. Namun tentu saja tidak perseorangan, namun per kelas. Karena jumlah kelas di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta hanya 21, sedangkan jumlah hari di dalam bulan Oktober mencapai 31, maka 10 hari lainnya akan d

Terpilih Untuk Melayani

Seperti yang kita ketahui pada umumnya, OSIS adalah sebuah organisasi yang cukup besar. Tugas OSIS pun tidak main-main. Contoh tugas OSIS yang bisa aku sebutkan di sini adalah membuat program kerja. Program kerja inilah yang menjadi sesuatu yang diminati oleh kebanyakan siswa. Jika program kerjanya baik, maka minat siswa terhadap acara yang diselenggarakan oleh OSIS akan membesar dan membuat acara tersebut menjadi hidup dan menarik. Kembali ke topik awal, karena OSIS adalah organisasi yang besar dan tidak main-main, maka pemilihan pengurus OSIS juga tidak main-main. Siswa-siswi yang mendaftar menjadi pengurus OSIS harus melewati berbagai seleksi yang tidak dapat dikatakan mudah. Begitu sudah terpilih, calon pengurus OSIS tersebut akan dilantik menjadi pengurus OSIS yang akan ikut mengatur kehidupan yang lebih baik di sekolah. Itupun terjadi di sekolahku. Karena alasan agar lebih berpengalaman dalam berorganisasi dan dapat berlatih untuk mandiri dan disiplin, maka aku dan beberapa teman

Antara Iman, Lomba, dan Ketidakberuntungan

Hari sudah semakin mendekati akhir September. Itu artinya, bulan September yang merupakan Bulan Kitab Suci Nasional sudah semakin berakhir. Sudah sebuah kewajiban bagi sebuah sekolah Katholik yang besar untuk merayakannya dengan berbagai lomba yang berhubungan dengan Kitab Suci/Agama. Begitu pula sekolahku. Pada tanggal 30 September 2017, SMP PL 1 Yogyakarta akan menyelenggarakan lomba-lomba yang bertujuan untuk memperingati Bulan Kitab Suci Nasional. Lomba-lomba tersebut termasuk istimewa, karena lomba-lomba tersebut diselenggarakan oleh pihak sekolah sendiri, bukan pihak OSIS. Otomatis, lomba-lomba tersebut lebih serius dan tertata. Wajar, Bapak dan Ibu Guru sudah jauh berpengalaman dalam mengelola kegiatan. Bukan hanya mengelola kegiatan, tetapi juga mengelola kami-kami yang seringkali berenergi terlalu besar untuk membuat suasana terlalu ramai dan sulit terkendali! Pada waktu itu, matahari sudah terbangun dari tidur. Auranya yang bersinar terang, membuat para penduduk bumi terbangu

Gagal Kecewa

Tanggal 5 Oktober 2017, Yayasan Pangudi Luhur berulangtahun ke 63 tahun. Selama 63 tahun itu, tidak sedikit sekolah-sekolah yang sudah didirikan oleh yayasan tersebut. Mulai dari SD sampai dengan SMA sudah tersebar secara merata dari Sabang sampai Merauke. Banyak sekolah Pangudi Luhur yang besar, namun juga tidak sedikit yang sederhana dan terpencil letaknya. Setiap sekolah Pangudi Luhur tidak akan melupakan tanggal ulang tahun Yayasan Pangudi Luhur, sehingga setiap tanggal 5 Oktober pasti selalu diselenggarakan lomba. Jujur, aku tidak mengetahui apakah lomba tiap sekolah sama atau berbeda. Yang jelas, sekolahku, yaitu SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, menyelenggarakan lomba menghias tumpeng antar kelas. Tentu saja, lomba tersebut tidak sederhana. Kami harus membuat tumpeng dari rumah, kemudian menyiapkan seluruh barang untuk menghias tumpeng. Belum lagi sikap dalam membuatnya yang harus sportif, kemudian telatn dan tekun. Pada pagi itu, tepatnya tanggal 5 Oktober 2017, hampir sekelas

INDONESIA MERDEKA!

Tentu kita semua sudah mengerti dan memahami bagaimana Negara Indonesia itu dibentuk. Perjuangan pahlawan melawan penjajah adalah peristiwa yang tidak akan pernah kita lupakan. Sekedar info saja, penjajah adalah suatu kelompok atau negara yang menguasai daerah yang bukan merupakan wilayah miliknya secara tidak bertanggungjawab. Yang aku maksud tidak bertanggungjawab adalah kelompok tersebut menggunakan Sumber Daya dengan berlebihan. Oleh karena itu, tentu saja, Bangsa Indonesia tidak tinggal diam. Berbagai perlawanan diluncurkan oleh Bangsa Indonesia di segala tempat. Akhirnya, setelah perjuangan yang melelahkan itu berlangsung bertahun-tahun, Indonesia pun mendapatkan hasilnya. Tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 WIB, Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno, menyatakan kemerdekaan Indonesia. Tentu saja, tanggal itu menandakan bahwa Indonesia telah merdeka dari segala cengkeraman penjajah. Mulai dari tanggal itu, Indonesia memperingati tanggal 17 Agustus sebagai hari kemerdekaan Indon

Lomba Artikel DinKes Yogyakarta 2017

Image
Hidup Keren tanpa Merokok Oleh : Joserio Christya Vidyaka "Rokok membunuhmu!"  Kalimat menyeramkan ini terpampang di bungkus rokok. Apalagi didukung gambar-gambar mengerikan dan meneror. Mulai dari paru-paru yang rusak, jantung berlubang, leher berlubang, bahkan ada satu gambar yang mencengangkan. Seorang perokok, merokok di dekat seorang bayi. Tidak diceritakan apakah bayi tersebut merupakan anak dari perokok tersebut, namun itu tidak penting. Perlu diingat! Merokok itu tidak baik bagi perokok pasif ataupun aktif! Sekali lagi saya ulangi, "Merokok membunuhmu!" Kalimat ini tidak salah. Niscaya pemerintah tidak membuat kata-kata tersebut dengan sembarangan. Ada sebuah maksud penting di balik kata-kata tersebut. Rokok adalah sebuah ‘tempat’ yang menyeramkan. Tempat berbagai jenis racun bersemayam dalam takaran tertentu sehingga menyebabkan penyakit. Bahkan bukan hanya penyakit saja, namun juga kematian. Menyeramkan bukan? Ya, menyeramkan! Bahkan sanga

Monster tak Bertaring

Akhirnya, Ujian Nasional tingkat SD usai juga! Berbagai kegembiraan muncul di antara teman-temanku dan aku sendiri tentu saja. Namun, rasa penasaran akan hasil UN selalu ada di antara kami. Tentu saja, UN kami jalani dengan baik dan lancar. UN memang tidak semenakutkan seperti yang kebanyakan orang bilang. UN justru mengasah otak dan membuat kita menjadi semakin berani dan percaya diri. Walaupun begitu, ada juga pengalaman-pengalaman yang cukup unik dan mungkin hanya terjadi seumur hidupku. Sebelum bercerita, aku akan memberikan sebuah perbandingan, yakni perbandingan “jaman dahulu dan jaman sekarang.” Menurut kedua orangtuaku, jaman dahulu yang namanya NEM itu dijadikan sebuah patokan apakah anak itu lulus atau tidak. Apabila NEM-nya dibawah KKM, maka anak tersebut tentu saja harus mengulang satu tahun di sekolah tersebut. Namun, di jaman sekarang, NEM bisa dimanipulasi oleh sekolah, dalam artian ditambah dengan nilai US dan lainnya, maka anak tersebut bisa lulus. Walaupun begitu, N

Misteri Sakit

Halo semua, bertemu lagi dengan saya. Di kesempatan sebelumnya, kita sudah membahas tentang “melupakan sebentar pekerjaan sekolah.” Tentu akhir-akhir ini cukup banyak try-out alias latihan ujian. Lagipula, Ujian Nasional sudah benar-benar di dekat mata, sehingga untuk membuat pikiran tidak panik dan cukup santai, walaupun tidak terlalu santai, kami sedikit mengunjungi suatu tempat yang menyejukkan mata dan hati. Jika kalian benar-benar penasaran, kalian bisa baca di serial sebelumnya. Tentu saja, sekarang kita akan membahas sesuatu yang berbeda dari serial kemarin. Kali ini, kita akan membicarakan sebuah peristiwa yang agak mengagetkan. Pada waktu itu, awal bulan April, entah mengapa, ayahku tiba-tiba terserang suatu penyakit. Rupanya penyakit darah rendah. Di situ, ayahku mulai mengobati dirinya sendiri bersama kami di suatu rumah sakit. Namun, bukannya sembuh, penyakit itu berbalik 180 derajat menjadi penyakit darah tinggi! Suatu kejadian yang cukup aneh apabila dipikir-pikir. Mema

Lupakan Sejenak Pelajaran Sekolah

Halo semuanya! Lama tak berjumpa. Maklum, waktu sudah berjalan begitu cepat, sehingga berbagai ujian maupun latihan ujian pun muncul satu per satu di depan mata, menunggu untuk dikerjakan. Tentu saja itu terjadi padaku, karena saat ini adalah waktu yang tepat bagiku untuk benar-benar serius dan menyelesaikan seluruh pendidikan Sekolah Dasarku. Walaupun begitu, untuk mengisi waktu lengang, daripada stress berkepanjangan karena otak hanya berisi angka dan huruf, maka kami memutuskan untuk sedikit berlibur. Liburan itu dalam bentuk kunjungan ke rumah salah satu romo yang tentu saja cukup mengenal kami dan merupakan salah satu tangan kanan dari Uskup Aloysius di Palembang. Oke, tanpa basa-basi, kita akan langsung membahas liburan “kecil” ini. Pada waktu itu, hari sudah mulai pagi. Begitu mataku terbuka, otakku mencoba mengingat beberapa hal penting. Setelah beberapa waktu, aku akhirnya mengingat semuanya. Hari itu hari Minggu. Bukan hari Minggu yang biasa, namun Minggu kedatangan Yesus

Hujan Pembawa Sakit Kepala

Pada serial (-serial) sebelumnya, kita sudah membahas tentang Perkemahan, yang tentu saja pengalaman yang dialami di sana sungguh banyak, mulai dari pengalaman yang menyenangkan, maupun yang kurang membuat senang. Namun semua itu melengkapi seluruh pengalaman kami di perkemahan, yang membuat kami bisa lebih hidup mandiri tanpa bantuan orang lain, walaupun dalam prakteknya kami masih banyak dibantu oleh orangtua. Tetapi secara keseluruhan, kami sudah mulai mandiri dan bisa mengelola diri sendiri. Sekarang, tentu saja, kita akan membahas serial yang agak berbeda dari serial-serial sebelumnya. Serial kali ini akan menyangkut tentang keseruan petualangan aku dan ayahku ketika menjelajah, lebih tepatnya keliling desa dengan berjalan kaki. Pada waktu itu, hari sudah beranjak sore ketika ayahku memutuskan untuk berjalan-jalan keliling desa. Mengapa? Karena kami hanya menganggur di rumah, tidak ada kerjaan sama sekali. Lebih baik beraktivitas daripada tidak melakukan suatu hal yang berguna. Ok

Bantuan yang Salah Kaprah #10 - TAMAT

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang kegiatan api unggun. Api unggun sebenarnya tidak jadi dilaksanakan karena cuaca yang sangat buruk. Namun, kami, regu laba-laba, tidak tahu bahwa sebenarnya api unggun masih dilaksanakan. Hanya saja, api unggunnya tidak dinyalakan. Kegiatan api unggun diganti dengan beberapa pementasan yang cukup membuat hati senang, seperti pementasan musik biola, angklung, pianika, dan gitar. Kami, perwakilan dari SD Kanisius Kalasan, tentu saja tidak mau kalah dengan sekolah lain. Kami menyiapkan satu pementasan yang cukup diapresiasi. Apabila kalian ingin membacanya, kalian bisa membaca di serial sebelumnya. Sekarang, kami sudah menjalani tiga hari yang cukup berat. Berbagai macam pengalaman kami jalani, namun kami masih berada dalam keadaan cukup prima berkat dukungan seluruh pihak di perkemahan tersebut. Sebelum kami benar-benar pulang ke rumah, tentu saja, diadakan sebuah upacara penutupan. Upacara tersebut diadakan karena ada beberapa pengum

Mencapai Puncak #09

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang petualangan jelajah alam. Di sana, kami sudah berpetualang ke segala arah, menelusuri jalanan dan sungai, menerjang segala hambatan yang ada. Akhirnya, kami berhasil melakukan semua itu dan kembali ke kemah untuk melanjutkan giat yang selanjutnya. Tentu saja, sekarang kita akan membahas giat yang selanjutnya, tepatnya kegiatan selanjutnya. Mengapa? Karena kegiatan ini tidak termasuk giat, namun lebih ke upacara pelantikan kami, para penggalang. Namun, sebelum upacara pelantikan para penggalang yang mengikuti kemah tersebut, ada sebuah pementasan seni bagi kami yang sudah menyiapkan semua hal yang siap untuk dipentaskan. Tentu saja, kami tidak mau kalah dengan sekolah lain. Kami juga mempersiapkan seluruhnya, mulai dari lagu, alat musik, dan latihan-latihan yang juga cukup membuat kami capai. Omong-omong, aku juga termasuk dalam tim pensi (pentas seni) tersebut sebagai pemain pianika. Kalian pasti mengetahui, kemah pramuka tidak lengka

Karapan Manusia #08

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang permenungan kita tentang tujuan dari diselenggarakannya kemah itu sendiri. Sebenarnya, apa sih tujuan dari penyelenggaraan kemah itu? Semua jawabannya tentu saja ada di serial sebelumnya. Tentu saja sekarang kita tidak akan membahas hal yang sama lagi, namun lanjutan dari serial sebelumnya. Serial kali ini lebih condong membicarakan kegiatan yang sangat, sangat melelahkan, yakni perjalanan dua jam tanpa menggunakan transportasi! Tentu saja, artinya adalah kami berjalan kaki selama dua jam, menjelajah alam sekitar perkemahan dan dikenalkan beberapa keadaan alam yang mungkin memang belum pernah kami tahu. Pada waktu itu, hari kedua saat kemah, kami mempunyai beberapa kegiatan. Pertama, kegiatan melakukan beberapa permainan yang mengasyikkan, namun juga menantang. Beberapa di antaranya adalah panjat tali dan karapan sapi. Cara memainkannya mudah. Sistem dari panjat tali adalah tali tambang yang diikat menjadi bentuk kotak-kotak dan dit

Sejenak Merenung #07

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang temanku. Tentu saja, ketika aku menceritakan temanku, temanku tersebut mengalami hal di luar dugaan. Tepatnya, dia sakit asma. Serial lengkapnya kalian bisa kalian lihat di serial sebelumnya, namun singkat cerita temanku tersebut sakit asma pada malam hari kedua saat kemah dan akhirnya membuatnya harus mengikuti beberapa petualangan yang tak tergantikan. Sekarang, kita akan membahas lanjutan dari serial kemarin. Serial ini lebih terasa sebagai permenungan daripada serial-serial sebelumnya. Kegiatan di kemah sama pada umumnya dengan kemah-kemah pramuka lainnya, jadi jika aku menceritakan seluruh kegiatanku di kemah sama saja membuat kalian bosan. Kita akan mulai saja sedikit permenungannya. Pertama, sebenarnya apa maksudnya diselenggarakan sebuah kegiatan kemah tersebut? Mungkin banyak dari kita yang berpikir, lebih baik belajar di sekolah dan berkegiatan di rumah daripada kemah. Mungkin anggapan itu benar. Namun menurutku salah. Menga

Serangan Mengkhawatirkan #06

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang hujan. Hujan sering disebut sebagai pembawa berkah, namun untuk kasus kami ternyata tidak. Mengapa? Karena hujan tersebutlah yang membuat kami basah kuyup, harus membuat parit, dan sebagainya. Namun, gara-gara hujan itu pula, kami akhirnya mempunyai pengalaman yang tak terlupakan. Untung saja, kegiatan masak kami tidak terlalu terganggu, karena kami selalu siap tindak dalam menghadapi masalah. Setelah semua itu terjadi, kamipun makan dan mandi. Beberapa dari kami benar-benar basah kuyup karena membuat parit disertai dengan ayah salah satu anggota kelompok kami hanya dengan jas hujan murahan. Namun itu semua tidak meruntuhkan semangat pramuka kami untuk melanjutkan kemah tiga hari itu. Ada satu kejadian yang sangat menegangkan. Salah satu temanku yang terkenal mempunyai nafsu makan yang cukup besar, sehingga otomatis badannya pun ikut besar, mengalami sakit yang cukup parah. Sakit itu bukan sakit batuk, flu, maupun masuk angin, namun s

Belajar Berbagi #05

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang kesibukan yang berjibun. Tentu saja, banyak hal yang harus dikerjakan kami setelah mendirikan tenda, salah satunya adalah berganti baju untuk melaksanakan upacara pembukaan alias defile. Kami akhirnya sudah berhasil mengikuti upacara pembukaan itu dan melaksanakan kegiatan kami selanjutnya, yakni memasak. Tentu saja, kita tidak akan membahas hal yang sama, namun melanjutkan hal tersebut. Kami memasak masakan yang tergolong sederhana bagi kami, yaitu sop. Awalnya biasa saja. Cuaca cerah, memungkinkan kami untuk memasak. Namun, lama-kelamaan, matahari ditutupi oleh awan mendung. Dalam sekejap saja, awan mendung itu mengirimkan suatu hal yang menjengkelkan bagi kami. Apa itu? Hujan! Begitu terdengar suara hujan, tentu saja kami agak panik. Mengapa? Pertama, kegiatan masak kami tergganggu. Tentu saja kalian mengetahui, kegiatan masak identik dengan api. Kami menyalakan kompor portable dan soblok untuk memasak sop dan lauk. Kompor portable

Keributan yang Mengasyikan #04

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang kecurangan yang dilakukan oleh banyak orang, atau jika diistilahkan dalam bahasa “gaul” yakni curang berjamaah. Tentu saja, curang itu bukan perlakuan terpuji. Namun kadang-kadang, di saat-saat tertentu, kita juga harus melakukan kecurangan tersebut, seperti diceritakan pada serial sebelumnya. Intinya, curang itu belum tentu tidak baik. Sekarang, tentu saja, kita tidak akan melakukan hal tersebut. Kita sekarang akan membahas sesuatu yang lain, yang tentu saja masih lanjutan dari serial sebelumnya. Pada waktu itu, tenda sudah berhasil didirikan. Karena upacara defile akan segera dilakukan, maka kami segera mengambil baju pramuka yang sudah kami dan orangtua kami pack ke dalam tas kami masing masing. Berganti di dalam tenda rasanya asyik, terutama bagiku. Mengapa? Karena dalam jangka waktu yang panjang, akhirnya aku dapat belajar hidup mandiri tanpa bantuan orangtua sepenuhnya. Mungkin beberapa hal akan dibantu oleh kedua orangtuaku.

Curang Berjamaah #03

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang perjalanan yang mulus tanpa insiden berarti, walaupun beberapa kondisi jalan agak rusak sedikit. Namun itu adalah hal yang wajar bagi kami. Tidak semua jalan harus halus dan mulus. Oke, kembali ke topik utama. Karena perjalanan kami tidak disertai oleh insiden yang berarti, maka kami dengan cepat sampai pada bumi perkemahan tersebut. Anehnya, walaupun belum waktunya bagi peserta “Kemah Galang 2017” untuk mendirikan tenda, faktanya sudah banyak siswa dari berbagai sekolah yang mendirikan tenda. Sungguh aneh tapi nyata. Kelompok kami merupakan salah satu yang paling akhir dalam mendirikan tenda. Dengan kata lain, kami paling terlambat. Namun hal itu tidak bisa kami gunakan sebagai alasan kemarahan. Jalan sangat ramai, sehingga mobil berdesak-desakan untuk mencapai tempat parkir di puncak. Di dalam kemah bersama ini, ada tujuh SD Kanisius yang bergabung. Lokasi perkemahan Jaka Garong berada di area persawahan dan tegalan tebu. Tidak ad

Perjalanan tanpa Insiden Berarti #02

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang kemah pramuka yang diselenggarakan oleh se-KSK Sleman Timur. Hal yang menggembirakan adalah, sekolah kami juga mengikuti acara tersebut, karena masih masuk dalam kawasan KSK Sleman Timur. Sungguh menyenangkan! Kami sudah pack semua barang yang akan kami bawa dan perlukan di perkemahan. Kami memang istimewa, karena kakak-kakak kelas 6 kami sebelumnya berkemah di Bumi Perkemahan Prambanan. Namun, untuk tahun ajaran kali ini, para penyelenggara “Kemah Galang 2017” memutuskan bahwa se-KSK Sleman Timur pada tahun 2017 akan berkemah di Bumi Perkemahan Jaka Garongan. Bumi perkemahan tersebut lebih jauh daripada Bumi Perkemahan Prambanan, lebih dingin, namun juga lebih menantang. Mengapa demikian? Karena Bumi Perkemahan Prambanan terletak lebih dekat dengan sekolah kami. Jika lebih dekat, otomatis suhu yang terdapat di sana juga sama dengan suhu di sekolahan kami. Apabila kalian ingin tahu, letak dari Bumi Perkemahan Jaka Garongan itu berada

Ikut Jejak Jendral Bintang Satu #01

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang gaya hidup kami yang baru pada saat berada di Sumatera. Berbagai petualangan kami alami saat berada di sana. Tentu saja, setelah semua petualangan yang kami alami, kami harus pulang ke rumah kami yang berada di Pulau Jawa, tepatnya di DIY. Jam setengah lima pagi, kami sudah mandi dan berganti baju. Seluruh pakaian dan barang sudah kami pak ke dalam koper besar kami. Hanya perlu waktu dan mental yang kuat saja bagi kami semua untuk sampai di DIY dengan selamat. Setelah perpisahan yang cukup menyedihkan bagi kami semua, kami pulang dengan hati-hati dan akhirnya sampai rumah 34 jam setelahnya. Penat dan lelah kami rasakan, namun semuai itu sebanding dengan pengalaman yang kami alami saat berada di sana. Sekarang, tentu saja, kami sudah memulai aktivitas seperti biasa. Aku bersekolah, ayahku bekerja, dan ibuku bertugas sebagai ibu rumah tangga. Beberapa minggu setelah semua aktivitas itu berjalan, sekolahku dan sekolah-sekolah yang lain

Lepas Bebas dari Orang Tua #15 - TAMAT

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang Pastoran Singkut. Tentu saja, tidak seperti pastoran-pastoran pada umumnya di Pulau Jawa, pastoran tersebut cukup sepi, bahkan damai. Kami berpetualang di mana-mana, sampai akhirnya puas dan berpamitan dengan Romo Nugroho untuk pulang ke kediaman kami. Jika kalian ingin melihat bagian lengkap dari sinopsis tersebut, kalian bisa lihat di serial sebelumnya. Sekarang, tentu saja, kita akan membahas sesuatu yang berbeda, namun masih satu tema, yakni liburan di Sumatera, nun jauh di sana. Tentu saja, jaraknya yang jauh membuat gaya hidup kami di Sumatera berbeda. Rata-rata makanan kami hanyalah daging saja. Maklum, di tempat kami tinggal tersebut, yakni di Tugumulyo (Mirasi) tersebut, banyak sekali ayam kampung dan bebek. Namun, keduanya bukan hewan unggas biasa. Keduanya mendapatkan makanan khusus, yakni makanan yang berupa dedak dicampur dengan teri sekaligus air. Tentu saja, racikan tersebut membuat kedua hewan unggas tersebut mempu