Curang Berjamaah #03

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang perjalanan yang mulus tanpa insiden berarti, walaupun beberapa kondisi jalan agak rusak sedikit. Namun itu adalah hal yang wajar bagi kami. Tidak semua jalan harus halus dan mulus. Oke, kembali ke topik utama. Karena perjalanan kami tidak disertai oleh insiden yang berarti, maka kami dengan cepat sampai pada bumi perkemahan tersebut. Anehnya, walaupun belum waktunya bagi peserta “Kemah Galang 2017” untuk mendirikan tenda, faktanya sudah banyak siswa dari berbagai sekolah yang mendirikan tenda. Sungguh aneh tapi nyata. Kelompok kami merupakan salah satu yang paling akhir dalam mendirikan tenda. Dengan kata lain, kami paling terlambat. Namun hal itu tidak bisa kami gunakan sebagai alasan kemarahan.

Jalan sangat ramai, sehingga mobil berdesak-desakan untuk mencapai tempat parkir di puncak. Di dalam kemah bersama ini, ada tujuh SD Kanisius yang bergabung. Lokasi perkemahan Jaka Garong berada di area persawahan dan tegalan tebu. Tidak ada akses jalan besar di sana. Bisa dibayangkan, ada begitu banyak mobil pribadi untuk mengantar anak-anak. Dari SD Kansas saja minimal ada 17 mobil. Jumlah itu relatif minimalis. Bila masing-masing sekolah mengirimkan minimal 10 mobil pengantar, akan ada 70 mobil yang berdesakan di lokasi yang sempit itu.

Seperti yang kalian ketahui di serial sebelumnya, kami mencoba mengambil tempat parkir di atas karena kami mengira bahwa Kampung Merapi yang akan kami tempati berada di atas. Ternyata, kami diberitahu oleh tukang parkir bahwa Kampung Merapi tersebut berada di bagian paling bawah! Akhirnya, kami memutuskan untuk berputar balik. Namun karena tempatnya yang sempit dan ramai, sopir mobil alias ayah dari salah satu anggota reguku memutuskan untuk menurunkan kami semua dan mencari jalan untuk berputar balik. Intinya, kami disuruh untuk berjalan ke bawah.

Begitu sampai bawah, kami melihat bahwa lapangan yang digunakan untuk mendirikan tenda tersebut berlapiskan hamparan rumput hijau. Namun kami sudah melihat bekas-bekas tenda-tenda pramuka sebelum diselenggarakan “Kemah Galang 2017” tersebut dari bekas parit-parit yang dibuat. Sungguh luar biasa! Akhirnya kami mencari tempat tenda yang sudah dikhususkan untuk reguku, yakni regu Laba-Laba! Istimewanya, tempat kami seharusnya mendirikan tenda ada di paling pojok. Jadi, kami mempunyai kesempatan untuk berbuat “curang.” Maksud “curang” di sini bukan berarti perbuatan yang tidak baik, namun malah terlalu baik. Maksudnya? Kami mempunyai kesempatan untuk lebih banyak dibantu orangtua kami. Itu tidak salah memang. Bahkan orangtua kami terlalu bersemangat untuk mencampuri kegiatan “Kemah Galang 2017” kami.

Yang aku bilang mencampuri itu adalah hal yang positif, karena beberapa hal yang kami kerjakan pasti tidak mencapai hal yang maksimal. Salah satu contohnya yakni mendirikan tenda. Pada waktu itu, kami dituntut untuk mendirikan tenda. Tentu saja, karena kami masih anak kecil dan lain sebagainya, kami dibantu oleh orangtua kami untuk mendirikan tenda tersebut. Apalagi, tenda tersebut harus kuat, kokoh, dan prima agar bisa menjadi tempat kami istirahat dan meletakkan barang. Selain itu, kami juga tidak malu karena dibantu. Faktanya, banyak regu lain yang lebih banyak dibantu daripada kami. kesimpulannya: ini tampaknya lebih tepat disebut sebagai “curang berjamaah!”

Akhirnya, tenda utama pun jadi. Sekarang, tinggal tenda barang yang belum didirikan. Namun, tenda barang lebih mudah didirikan daripada tenda utama. Mengapa demikian? Pertama, lebih kecil. Kedua, tenda barang sudah ada rangka pembentuknya, yakni kubah. Walaupun demikian, tetap saja kami tidak bisa mendirikan tenda barang tanpa bantuan. Akhirnya, beberapa lama kemudian, kami sudah menyelesaikan semua tugas mendirikan tenda tersebut. Sudah saatnya kami menjalani upacara pembukaan pramuka, alias defile. Bagaimana petualangan kami menjalani upacara tersebut dan kegiatan selanjutnya yang lebih seru? Bagaimana kami harus menjaga diri agar tetap kering dan tidak basah kuyup? Tunggu serial selanjutnya!

Comments

Popular posts from this blog

Ngenol Bikin Dongkol

Teknisi Correction Tape

Matahachi, sang Lemah Hati #05 - TAMAT