Terpilih Untuk Melayani

Seperti yang kita ketahui pada umumnya, OSIS adalah sebuah organisasi yang cukup besar. Tugas OSIS pun tidak main-main. Contoh tugas OSIS yang bisa aku sebutkan di sini adalah membuat program kerja. Program kerja inilah yang menjadi sesuatu yang diminati oleh kebanyakan siswa. Jika program kerjanya baik, maka minat siswa terhadap acara yang diselenggarakan oleh OSIS akan membesar dan membuat acara tersebut menjadi hidup dan menarik. Kembali ke topik awal, karena OSIS adalah organisasi yang besar dan tidak main-main, maka pemilihan pengurus OSIS juga tidak main-main. Siswa-siswi yang mendaftar menjadi pengurus OSIS harus melewati berbagai seleksi yang tidak dapat dikatakan mudah. Begitu sudah terpilih, calon pengurus OSIS tersebut akan dilantik menjadi pengurus OSIS yang akan ikut mengatur kehidupan yang lebih baik di sekolah.

Itupun terjadi di sekolahku. Karena alasan agar lebih berpengalaman dalam berorganisasi dan dapat berlatih untuk mandiri dan disiplin, maka aku dan beberapa temanku tertarik untuk menjadi pengurus OSIS. Kami pun segera mendaftar. Sayangnya, seleksi-seleksi yang diselenggarakan oleh pembina OSIS tidak memperbolehkan semua temanku yang mendaftar menjadi OSIS. Aku dan segelintir temanku sukses menjadi pengurus OSIS. Namun, kami tidak berhak sombong atas hal itu. Menjadi seorang pengurus OSIS harusnya membuat kami semakin rendah hati, karena tanggung jawab menjadi pengurus OSIS sangatlah besar.

Setelah segelintir siswa-siswi calon pengurus OSIS terpilih, akhirnya diselenggarakan yang namanya Pemilihan Ketua OSIS (PEMILOS). Kami semua berhak menjadi kandidat, namun harus ada syarat-syarat tertentu. Kami semua yang masih kelas 7 dan untuk pertama kalinya menjadi pengurus OSIS hanya boleh maksimal menjadi wakil ketua, sedangkan mereka yang sudah kelas 8 dan mempunyai pengalaman menjadi seorang pengurus OSIS berhak menjadi ketua OSIS. Pendaftaran pun dibuka. Aku yakin, dari 26 temanku yang terpilih menjadi pengurus OSIS ada yang mendaftar menjadi ketua dan wakil ketua OSIS. Akhirnya, setelah pendaftaran resmi ditutup, muncullah dua pasang calon ketua dan wakil ketua OSIS. Mereka tentu saja sangat bersemangat, karena walaupun salah satu dari kedua pasang calon ketua dan wakil ketua OSIS tidak terpilih menjadi ketua atau wakil ketua OSIS dalam pemilos, mereka mempunyai pengalaman yang cukup untuk itu. Kami semua yang menjadi pemilih tentu juga bersemangat, karena kami diperbolehkan mengalami sensasi pemilu.

Pada siang itu, tepatnya pada tanggal Senin, 16 Oktober 2017, pembina OSIS dan pengurus OSIS senior menyelenggarakan orasi, yang bertujuan untuk membuat para pemilih alias siswa-siswi SMP Pangudi Luhur 1 mengerti visi, misi, dan program kerja sang ketua dan wakil ketua. Dengan mengerti visi, misi, dan program kerja ketua dan wakil ketua, kita bisa lebih mudah menentukan pilihan. Orasi tersebut dilaksanakan di GOR SMP PL 1. Begitu GOR sudah dipenuhi oleh siswa-siswi SMP PL 1, acara tersebut pun dimulai.

Selain untuk menjelaskan dan membuat siswa-siswi mengerti visi, misi, dan program kerja ketua dan wakil ketua yang akan dipilih, orasi juga dapat dimanfaatkan sebagai pengalaman debat yang sesungguhnya. Orasi di SMP PL 1 Yogyakarta sangat mirip dengan aslinya. Selain itu, pengalaman orasi di SMP tidak akan pernah dilupakan, karena pengalaman tersebut sangat jarang terjadi.

Orasi berjalan lancar, walaupun beberapa siswa terlihat ribut sendiri. Memang orasi terlihat tidak penting dan membosankan di mata beberapa siswa. Lagipula, orasi tersebut belum begitu menarik karena masing-masing kandidat belum berpengalaman. Namun itu semua wajar. Walaupun suasana cukup ramai, namun masing-masing kandidat terlihat mantap dalam mengungkapkan visi, misi, dan program kerja masing-masing. Tentu saja, kami sebagai siswa sebagai pemilih semakin mantap dengan pilihan kami.

Tepat dua hari setelah orasi OSIS, pemilos pun diselenggarakan. Perkelas dipanggil satu persatu ke GOR dan memilih. Kebetulan sekali, pemilos tersebut diselenggarakan bersamaan dengan Ulangan IPA di kelasku, sehingga kelasku termasuk kelas paling akhir dalam memilih. Setelah selesai ulangan dan istirahat, kami langsung berjalan cepat menuju GOR. Di GOR sudah dipersiapkan bilik suara yang berjumlah 4 dan kotak suara yang berjumlah 3. Secara tidak urut nomor absen, kami mengantri. Pertama, kami harus tanda tangan untuk menandai bahwa kita sudah memilih. Kemudian, kami diberi surat suara. Setelah itu, kami akan berjalan menuju bilik suara yang kosong dan menggunakan paku yang sudah disediakan untuk melubangi pilihan kami alias mencoblos. Sebelum mencoblos, surat suara yang disediakan dan sudah dilipat jadi empat bagian pun dibuka dan dicoblos. Setelah itu, surat suara dilipat menjadi empat bagian lagi dan dimasukkan ke kotak suara yang tempatnya agak jauh dari bilik suara. Kemudian, kami diminta untuk menandai jari apapun dengan tinta, yang menandakan bahwa kami sudah memilih dan mengurangi resiko pemilihan dua kali.

Setelah selesai memilih, kami pun diperbolehkan untuk kembali ke kelas dan melanjutkan aktivitas belajar-mengajar.

Comments

Popular posts from this blog

Ngenol Bikin Dongkol

Teknisi Correction Tape

Telapak yang Terkoyak