Monster tak Bertaring

Akhirnya, Ujian Nasional tingkat SD usai juga! Berbagai kegembiraan muncul di antara teman-temanku dan aku sendiri tentu saja. Namun, rasa penasaran akan hasil UN selalu ada di antara kami. Tentu saja, UN kami jalani dengan baik dan lancar. UN memang tidak semenakutkan seperti yang kebanyakan orang bilang. UN justru mengasah otak dan membuat kita menjadi semakin berani dan percaya diri. Walaupun begitu, ada juga pengalaman-pengalaman yang cukup unik dan mungkin hanya terjadi seumur hidupku. Sebelum bercerita, aku akan memberikan sebuah perbandingan, yakni perbandingan “jaman dahulu dan jaman sekarang.”

Menurut kedua orangtuaku, jaman dahulu yang namanya NEM itu dijadikan sebuah patokan apakah anak itu lulus atau tidak. Apabila NEM-nya dibawah KKM, maka anak tersebut tentu saja harus mengulang satu tahun di sekolah tersebut. Namun, di jaman sekarang, NEM bisa dimanipulasi oleh sekolah, dalam artian ditambah dengan nilai US dan lainnya, maka anak tersebut bisa lulus. Walaupun begitu, NEM tetap dijadikan sebuah kunci sehingga bisa masuk ke SMP favorit. Tentu saja, yang namanya SMP favorit memiliki standar yang tinggi, sehingga banyak anak ingin masuk ke sana.

Tentu saja, keinginan untuk masuk SMP harus didasarkan pada keinginan belajar yang kuat. Keinginan tersebut sayangnya kurang ditemui pada teman temanku. Akibatnya, guru-guru agak menakut-nakuti teman-temanku dan aku untuk belajar supaya lulus. Padahal faktanya, kelulusan tidak hanya dari NEM, namun juga berasal dari nilai-nilai harian, dan sebagainya. Selain itu, banyak tryout-tryout yang diadakan untuk melatih kami semakin berani dan percaya diri untuk menghadapi UN. Tentu saja, tidak seluruh tryout kami mendapatkan nilai yang memuaskan. Adakalanya, kami mendapatkan nilai yang buruk dan menanggung akibatnya : dimarahi orangtua. Namun kadang juga nilai kami cukup memuaskan, sehingga membuat orangtua kami bangga. Walaupun di tryout nilainya bagus, belum tentu UN juga nilainya memuaskan. Maka, kami harus benar-benar belajar dengan serius.

Dibalik UN, ternyata juga ada US (Ujian Sekolah). US tidak kalah pentingnya dibandingkan UN, nilainya digunakan untuk sarana kelulusan. Apalagi, materi US berasal dari kelas 4 sampai dengan kelas 6. Itu harus membuat kami belajar dan bekerja dengan keras agar mendapatkan nilai yang memuaskan. Semua itu tidak terlepas dari bantuan dan dukungan orangtua kami yang tentu saja tidak capek-capeknya menyemangati kami agar terus belajar, kemudian guru kami yang setia selalu mengajari dan membimbing kami ketika ada suatu materi yang susah, dan teman-teman kami sendiri yang saling membantu dalam belajar. Jatuh bangun itu biasa, yang tidak biasa adalah bersyukur ketika bangun, dan berusaha kembali ketika jatuh.

Menjelang UN, tentu saja aku dan teman-teman agak cemas. Bagaimana kalau begini, bagaimana kalau begitu sudah seperti tercetak di otak kami. Bagaikan Monster Tak Bertaring, yang membuat kami ketakutan tanpa bisa melihat bagaimana bentuk atau wujudnya. Faktanya, UN yang sebenarnya bisa kami lalui dengan baik tanpa halangan sedikit pun. Begitu pula halnya dengan US. Walaupun begitu, di hari terakhir US, ada salah satu temanku yang tidak masuk karena sakit. Aku agak kasihan kepadanya, karena dia harus mengikuti ujian susulan. Namun, itu lebih baik daripada memaksakan berangkat dan kemudian malah sakit parah.

Sekian saja serial kali ini, bertemu kembali di serial berikutnya. Semoga kehidupan kalian gembira selalu.

Comments

Popular posts from this blog

Ngenol Bikin Dongkol

Teknisi Correction Tape

Matahachi, sang Lemah Hati #05 - TAMAT