Diijinkan Telat Ngenol

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang pertemanan sejati. Kita semestinya menjaga sebuah pertemanan tersebut dan bukan malah merusaknya. Sudah jelas, teman sejati sangat sulit untuk didapat. Lebih parah lagi kalau kita mau merusak hubungan yang sudah terjalin antara kita dengan teman kita itu. Ingat pepatah, lebih baik mencegah daripada mengobati. Kita lebih baik mencegah putusnya hubungan pertemanan kita dengan teman sejati, daripada mencoba mengobati hubungan yang sudah putus.

Kira-kira, itulah pesan pokok yang dapat disampaikan pada serial terdahulu. Sekarang, tentu saja, kita akan membahas sesuatu hal yang agak berbeda. Di dalam serial kali ini, kita akan membahas, atau lebih tepatnya melanjutkan seri ngenol yang sudah kita bahas. Tetapi dalam sudut pandang yang berbeda. Tepatnya adalah, sudut pandangku. Ingat, lebih baik menceritakan pengalaman kita sendiri daripada harus mengarangnya sendiri. Oke, kita lewati saja hal itu. Intinya, kita akan membahas tentang keunikan ngenol bagiku. Tentu saja, keunikan ini hanya berlaku bagiku, tidak bagi teman-temanku. Apa maksud dari keunikan itu?

Kalian pasti mengetahui tugasku sebagai pelayan gereja atau organis. Nah, kebetulan, jam ngenol tersebut bertabrakan dengan jam tugasku. Jam ngenol dimulai dari jam enam pagi sampai jam tujuh pagi, berlanjut dengan pelajaran biasa sampai jam sembilan, atau sering disebut sebagai jam istirahat di sekolahku. Sementara itu, jam tugasku di gereja dimulai dari jam setengah enam sampai jam enam. Mungkin dapat dicocokkan antara jam enam dengan jam enam, sehingga kelihatan wajar dan pas. Tidak mungkin kan terlambat, jika selesai tugas jam enam dan mulai ngenol jam enam? Tetapi, realitanya sungguh berbeda dengan itu. Gereja Kotabaru dengan sekolahku dipisahkan oleh jarak dan waktu, sehingga kami tidak mungkin secara instan muncul di sekolahku dari Gereja Kotabaru.

Aku akan memberi pernyataan secara rinci, agar kalian dapat membayangkan betapa repotnya aku dalam menghadapi hal itu. Gereja Kotabaru, gereja tempatku tugas dengan sekolahku berjarak kurang lebih 16 km. Sedangkan kami menggunakan transportasi berupa mobil. Apalagi, hari sudah mulai terang. Jalan raya sudah mulai macet, walaupun itu tidak seberapa. Namun itu tetap memperlama kami dalam perjalanan.

Artinya apa? Artinya, dalam ngenol, aku terpaksa harus telat. Lebih tepatnya, sebenarnya aku memilih secara sukarela untuk menelatkan diri. Tidak logis jika aku hadir di sekolah bersamaan dengan selesainya tugasku di Gereja Kotabaru. Maka, guruku dan kepala sekolah menyetujui adanya kejadian atau peristiwa itu. Mereka dapat memakhlumiku apabila aku terlambat datang ngenol. Tentu saja, pelayanan gereja tidak boleh dikesampingkan begitu saja kan? Apalagi, telat sedikit juga tidak terlalu berpengaruh. Toh aku masih bisa mengikuti pelajaran selama 45 menit, sehingga jika dibilang telat parah juga tidak.

Intinya, kita harus selalu gembira. Di dalam tekanan yang paling berat sekalipun, kita harus bisa tertawa dan bergembira. Kenapa? Karena, manusia hidup di dalam kesenangan dan kegembiraan. Dalam pengalaman hidupku selama ini, kadang perasaanku tidak akan mengubah keadaan. Artinya, dalam kesulitan dan tantangan yang sulit, perasaan gugup dan sedih seringkali tidak membuat kesulitan hilang. Namun, ketika aku bersikap tenang dan nyaman, aku cenderung bisa lebih bisa mengatasi kesulitan.

Ini aku pelajari dari pengalaman tampil musik di mana-mana. Entah itu dalam konser dengan biola, atau dalam tugas mengiringi misa dengan organ. Semuanya sama saja. Ketika aku merasa gugup, bingung dan khawatir, tantangan terasa semakin berat. Namun, justru ketika aku bersikap tenang, percaya diri, tidak khawatir kalau membuat kesalahan, aku merasa lebih bebas.

Begitu pula untuk jadwal ngenol ini. Aku merasa tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Kalaupun aku telat, aku toh tidak akan dimarahi. Bukan karena aku diistimewakan. Tetapi karena baik guru maupun kepala sekolah, tahu betul. Sumber ketelatanku bukan karena kemalasan. Tetapi lebih karena aku sebenarnya rajin (rajin dalam bentuk lain).

Comments

Popular posts from this blog

Ngenol Bikin Dongkol

Teknisi Correction Tape

Matahachi, sang Lemah Hati #05 - TAMAT