Api Menyala dari Dalam Diri #09

Pada serial sebelumnya, ktia sudah membahas tentang jalan yang menyesatkan. Namun, berbekal pengetahuan dan logika, akhirnya kami menyimpulkan bahwa jalan berkondisi mulus pertanda kita mendekati sebuah pusat dari wilayah ataupun perkotaan. Apa maksudnya? Jika kalian ingin mengerti apa maksud perkataanku, maka silahkan baca serial sebelumnya. Kali ini, kita tidak akan membahas tentang jalan yang menyesatkan. Namun, kita masih akan membahas tentang lanjutan dari Pinus Asri Dlingo. Tak terasa, serial bersambung Pinus Asri Dlingo telah mencapai serial ke sembilan!

Ada satu keajaiban yang bisa diceritakan di serial kali ini, yang lebih cocok disebut kegilaan. Mengapa? Beberapa bulan setelah ayahku bisa menyetir mobil, tepatnya empat bulan, kami pergi ke Cilegon dengan mobil pribadi untuk mengunjungi acara keluarga! Yang lebih menarik, ayahku lah yang menyetir mobil dari Jogjakarta sampai ke Cilegon! Omong-omong, apabila kalian belum tahu, Cilegon masuk provinsi Jawa Barat. Sedangkan, Jogja dengan Jawa Barat itu sangat, sangatlah jauh. Itu merupakan suatu kegilaan tersendiri bagi kami sekeluarga, karena ayahku yang baru saja menyetir dan itupun belum ahli, telah berhasil mengantar kami sekeluarga pergi pulang dari Jogja ke Cilegon dengan mobil pribadi!

Pengalaman penuh kegilaan itulah yang membuat ayahku mastah alias ahli dalam menyetir mobil. Mengapa? Karena, dalam sekian panjang perjalanan dari Jogja menuju ke Cilegon maupun sebaliknya, banyak pengalaman yang dapat diserap oleh ayahku dan dimanfaatkan olehnya agar kemampuannya semakin terasah. Tetapi, dibalik semua itu, ada ibuku yang selalu mendukung. Ia bahkan terlalu semangat, sehingga ayahku kewalahan. Untung saja, ayahku yang selalu sigap dapat menyanggupi semangat ibuku. Namun, karena sekarang ayahku sudah ahli dalam menyetir mobil, sekarang giliran ibuku yang menuliskan sejarah bagi keluarga kami. Namun, beda orang beda sifat. Begitu pula dengan keadaan ayah dan ibuku. Ibuku, seorang yang tangguh, dapat memberikan semangat yang luar biasa bagi ayahku, sehingga ayahku yang pertamanya malas menjadi mempunyai keterampilan menyetir mobil.

Tetapi, yang lebih unik daripada itu semua, ayahku tidak mempunyai kemampuan seperti ibuku. Ia tidak mempunyai kemampuan memberikan semangat seperti ibuku. Atau lebih tepatnya, ayahku sebenarnya adalah seorang pemimpin yang apabila memberikan semangat mempunyai nada yang lebih lembut. Sedangkan ibuku jika memberi semangat kadang-kadang bisa sampai membentak. Jadi, sulit bagi ayahku untuk mengajari ibuku menyetir mobil. Seringkali terjadi kesalah pahaman sehingga malah menimbulkan kesuraman bagi kami sekeluarga. Kebetulan, pada saat kami ke Hutan Pinus Dlingo, ibuku terinspirasi pada suatu hal yang bahkan tidak aku ketahui. Ibuku akhirnya mempunyai semangat menyetir mobil, yang membuat keahliannya menambah. Bahkan, ibuku yang dulunya malas-malasan ketika waktunya belajar menyetir mobil, sekarang sangat semangat. Ternyata, semangat tidak hanya berasal dari orang lain, tetapi juga berasal dari diri sendiri!

Tentu detail untuk menggambarkan api yang menyala-nyala akan terlalu panjang dijelaskan pada catatan hari ini. Ada banyak hal detail yang perlu dikemukakan, dan akan sayang bila dijelaskan sekarang. Apalagi, tentu saja, ada hal yang sangat seru dan mendesak untuk disampaikan secara detail. Kalian mesti sabar menunggu kisah selanjutnya.

Comments

Popular posts from this blog

Ngenol Bikin Dongkol

Teknisi Correction Tape

Matahachi, sang Lemah Hati #05 - TAMAT