Partner Kerja Misterius
Pada serial
sebelumnya, kita sudah puas membahas tentang hari kemerdekaan Indonesia ini.
Mutlak, Indonesia menang akan para penjajahnya. Namun, di balik itu, ada
sejarah panjang dan berdarah, sehingga Indonesia ini dapat tegak dan dikenal
oleh negara-negara yang lain. Kita memang sepatutnya menghargai pahlawan yang
telah gugur demi bangsa Indonesia ini. Tetapi, tentu saja, kita akan membahas
tentang suatu hal yang cukup berbeda. Apa itu maksudnya? Kalian pasti tahu di
seri game Minecraft sebelumnya, kita sudah membahas temanku yang ‘pengkhianat
dan egois.’ Jika belum tahu, maka kunjungi situsnya disini. Singkat cerita, temanku yang kukenal malah meninggalkanku
di dunia Minecraft. Tetapi, seseorang yang belum kukenal malah akrab dan
mengajakku main bersamanya di salah satu server Minecraft di Indonesia.
Tentu saja, karena
kami main bersama, dibutuhkan suatu kerja sama antara kami berdua. Selama ini,
kami cukup kompak. Kami sudah membangun rumah, farm, husbandry, dan yang
paling terakhir adalah auto fishing. Pertanyaannya adalah, auto
fishing itu sebenarnya apa sih? Auto fishing ini sebenarnya adalah
sebuah mesin atau sarana, agar kami dapat memancing dengan enak, tanpa harus
menunggu salah satu ikan tertarik pada kail pancing kita. Namun tidak hanya
itu, keuntungan yang lain dari mesin ini adalah, kami dapat mendapatkan resources
dari air dengan mudah. Seperti yang dapat kita ketahui, resources di dalam
air tidak kalah dengan resources yang ada di dalam tanah. Resources
di dalam air itu bisa berupa saddle, ikan biasa, ikan buntal atau pufferfish,
maupun semua enchanted book. Semua itu tidak bisa dicrafting atau
tidak bisa dibuat di crafting table, sehingga tentu saja kami sangat
mengharapkan item tersebut. Omong-omong, kesemua item tersebut juga
dapat ditemukan di chest yang berada di dalam temple.
Pada cerita kali
ini, kita tidak akan membahas tentang auto fishing lebih jauh, karena
memang sudah dijelaskan di atas. Kita akan membahas, bagaimana kerjasama antara
aku dan temanku yang berasal dari Purwokerto tersebut. Pada waktu itu, tentu
saja, aku sudah melaksanakan semua kewajibanku. Menulis untuk dipublikasikan ke
dalam blog, bermain musik, dan lain-lain yang kesemuanya itu sangat penting
artinya bagi kehidupanku. Tentu saja, pengharapanku terhadap ibuku cuma satu,
yaitu aku diperbolehkan untuk bermain Minecraft. Tidak seperti biasanya, ibuku
menyetujui permintaanku. Asal dengan satu syarat, bahwa aku hanya boleh bermain
game selama satu jam saja.
Aku menyetujuinya,
lalu dengan segera, aku bermain Minecraft dengan asyik bersama temanku. Singkat
cerita, temanku yang tidak kukenal tersebut baru saja masuk ke dalam server
tersebut, jadi dia mendapatiku sudah membangun rumah yang kecil dan item-item
yang berada di dalamnya. Akhirnya, kami sepakat bahwa kami membangun rumah yang
lebih besar untuk tempat tinggal kami ketika malam sudah tiba. Begitu kami
menyetujui idenya, kami langsung membagi tugas. Dia yang mendesain rumahnya,
aku yang menebang kayu dari pohon. Seperti biasa, kami membangun rumah yang
terbuat dari kayu. Dengan segera, aku menebang pohon yang ada di depan rumahku.
Kebetulan sekali, sewaktu dia belum berkenalan kepadaku, aku sudah membangun hutan
kecil atau sering disebut sebagai small woods di depan rumahku. Jadi,
dengan enak, aku menebang pohon di depan rumahku sampai aku mendapatkan satu
stack kayu (64 kayu). Tentu saja, aku tidak lupa mereboisasi hutan itu,
sehingga hutan yang gundul itu menjadi subur kembali.
Akhirnya, dia
bersamaku membangun rumah yang unik itu. Rencananya, kami membangun rumah
panggung yang bertingkat. Jadi, kami dengan segera merealisasikan idenya.
Akhirnya, setelah jadi rumah, kami menatapnya sambil terkagum-kagum sendiri.
Buktinya, aku membuat hutan kecil di depan rumahku ternyata tidak sia-sia!
Ini lah catatan
yang aku buat hari ini. Adakah yang menarik dari catatanku ini? Ayahku
mengajarkanku untuk selalu menemukan punchline atau benang merah yang
akan bisa diambil sebagai pelajaran. Satu hal yang tampaknya perlu diangkat
adalah pentingnya kerjasama. Kerjasama
dalam era digital ini memang unik. Aku bisa kerjasama dengan seseorang tidak
pernah aku kenal. Seseorang itu aku temui secara tak sengaja. Barangkali,
karena memang chemistry kami pas, begitu berjumpa secara online, kami
merasa cocok satu sama lain. Kami berlanjut berkomunikasi dengan BBM. Diskusi
kami tidak jauh-jauh dari permainan Minecraft. Jangan tanya soal siapa temanku
itu. Aku tidak pernah tahu berapa usianya. Katanya dia sekolah pada jam 4 sore.
Hm, sungguh aneh. Sekolah macam apa ya?
Dan yang lebih
misterius lagi, dia menghabiskan waktu yang sangat-sangat panjang dibandingkan
dengan diriku. Orang tuaku hanya mengijinkan aku bermain maksimal 90 menit. Aku
tidak punya sedikit pun alasan untuk memprotes kebijakan macam itu. Nah,
temanku yang misterius itu bermain untuk durasi yang jauh lebih panjang
dibandingkan dengan diriku? Siapakah dia sesungguhnya? Adakah dia
sungguh-sungguh sosok manusia dengan daging, tulang-belulang, dan darah seperti
diriku? Itu lah pertanyaan yang
mengganggu diriku.
Comments
Post a Comment