Kisah Kopi Pahit

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang bagaimana suasana latihan drama yang paling terakhir tersebut, atau sering disebut sebagai GR. Singkat cerita, penampilan drama cukup bagus, karena kelompok lain kurang lebih juga mempunyai penampilan seperti kami. Nah, kebetulan, pada hari yang sama, kami ditugaskan untuk praktek Bahasa Inggris. Intinya, materi pelajaran Bahasa Inggris saat kelas enam adalah mempelajari tentang cara membuat suatu benda, makanan, ataupun minuman. Kelihatannya memang mudah, namun jika kita mempelajari cara-cara itu dengan Bahasa Inggris, hal itu akan menjadi lebih sulit.

Agar kami lebih paham, demikianlah deskripsi tugas kami.  Intinya, guru Bahasa Inggris kami menugaskan dua hal yang saling terkait. Pertama, kami dituntut untuk praktek membuat suatu benda. Kedua, kami juga diharuskan mampu menjelaskan cara-cara membuat benda tersebut  dengan menggunakan Bahasa Inggris yang baik dan benar. Tentu saja, itu akan menjadikan sebuah tantangan bagi kami, yaitu aku dan teman-temanku, yang tentu saja bukan kelahiran Inggris, melainkan Indonesia tercinta ini.

Untuk melaksanakan tugas dari guru, pasti kita akan mengerjakan tugas itu. Namun, persoalannya tidak sesederhana yang dibayangkan. Apalagi ini praktek menggunakan Bahasa Inggris. Itu akan membutuhkan latihan, sehingga ketika tampil, kami, setidaknya, bisa melakukan suatu hal yang menambah nilai kami. Ketika kami mendapat informasi dari guru Bahasa Inggris kami bahwa dua minggu lagi akan presentasi, kami pun langsung membuat kelompok sendiri-sendiri dan mengadakan latihan sendiri-sendiri. Di serial ini, kita akan membahas, bagaimana latihan kami pada waktu itu.
Berbeda dengan drama, kami semua terkoodinasi dan tidak ada yang tidak konsisten. 

Jadi, kami lebih mudah untuk latihan, baik itu di salah satu rumah teman maupun di sekolah. Hal terakhir, hal yang sekaligus paling mengagumkan adalah, kami hanya perlu latihan SEKALI. Itupun hanya menggunakan bahannya. Artinya kami hanya berpraktek membuat benda yang kami ujicobakan. Kami tidak mengujicoba penggunaan Bahasa Inggris untuk menjelaskan prosesnya. Jadi, wajar bila latihan terkesan tidak serius. Pada waktu itu, tepatnya pada jam 1, kami menyiapkan segala bahan dengan agak tergesa-gesa, karena sebagian anggota kelompokku sudah dijemput. Dengan segera, kami menyiapkan bahan-bahan untuk membuat sesuatu. Apa sesuatu itu? Sesuatu itu adalah kopi. Ya, kami membuat sesuatu yang mudah untuk dibuat, karena kami tidak mau repot.

Kami, dengan tekun, membuat kopi yang baru saja kami beli di luar sekolah. Kenapa kami membeli kopi? Karena, anggota kelompokku yang bertugas untuk membawa kopi melupakan tugasnya. Namun, itu tidak membuat kami sewot. Kami mengakali dengan cara membeli kopi di luar sekolah. Ternyata, pemecahannya sangat mudah, jika kita mau berusaha. Akhirnya, dengan perlahan tapi pasti, kami berhasil membuat sebuah kopi yang enak. Tetapi, ada kekurangan dari kopi yang kami buat pada waktu itu. Kekurangannya yaitu, rasa kopi menjadi pahit karena air yang dipakai untuk membuat kopi bukan air hangat. Sehingga, ampas dari kopi tersebut naik semua ke atas permukaan kopi.

Pertanyaan selanjutnya, kenapa kami tidak memakai air hangat? Pertama-tama, harus aku jelaskan dahulu bahwa yang bertugas untuk membawa air panas atau hangat adalah aku sendiri. Kenapa diriku tidak membawa? Alasannya sederhana. Satu-satunya termos yang kami punyai berbentuk besar, terlalu besar untuk dibawa ke sekolah, sementara yang dibutuhkan hanya satu gelas saja. Oleh karena itu, kami sendiri memutuskan untuk tidak mau membebani diri dengan membawa besar.
Terlepas dari itu, toh latihan sudah dianggap beres. Kalaupun tidak sempurna, kelompok kami sudah cukup puas. Namun, sebenarnya, kami tidak boleh puas-puas amat. Mengapa? Latihan membuat kopi sudah lewat dan kami sudah tahu. Berikutnya, tantangan yang lebih besar menunggu. Kami masih harus menyiapkan presentasi berupa penjelasan dengan menggunakan Bahasa Inggris. Itu lah tantangan sesungguhnya. Apakah kami akan gugup karenanya? Tampaknya tidak perlu. Soalnya ayahku jagoan Bahasa Inggris. Setidaknya, kali ini aku boleh merasa cukup tenang karena memiliki ayah seperti ini.


Comments

  1. Kata mamaku mas Rio jago bahasa inggris juga kan. Maaf ya mas Rio aku jarang nulis lagi aku baru suka nulis di buku.

    ReplyDelete
  2. Terimakasih telah berkunjung.... Tidak publikasi di blog nggak papa kok. Asal tetap menulis dan berkarya..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ngenol Bikin Dongkol

Teknisi Correction Tape

Matahachi, sang Lemah Hati #05 - TAMAT