Kedewasaan Yang Terlalu Dipaksakan?

Tak terasa, serial di blog ini sudah mencapai 51. Sejatinya, cerita yang ada di dalam blog ini hanya berjumlah 50. Namun, karena serial yang dipublikasikan di blog adalah perkenalan, maka itu tidak masuk hitungan. Oke, kembali ke topik awal. Jumlah lima puluh, itu adalah angka yang tidak bisa dibilang sedikit. Dalam perjalanan menuju ke angka lima puluh, dibutuhkan perjuangan yang cukup berat bagiku. Kenapa? Karena, perlu dibutuhkan konsistensi. Jika kita tidak konsisten dalam melakukan suatu hal, maka suatu hal yang akan kita kerjakan tidak akan selesai. Ujung-ujungnya? Ujung-ujungnya akan muncul ketidakselesaian, ketidakpuasan, dan kekecewaan.

Nah, pada serial ini, kita akan membahas betapa banyak manfaat yang dapat kita ambil dari konsistensi. Terutama konsistensi dalam hal menulis dan kegiatan publikasi di blog pribadi. Seperti biasa, ini akan diambil dari pengalaman pribadiku, selama aku bekerja keras menulis sehingga mendapatkan lima puluh serial atau cerita yang masing-masing mempunyai alur yang unik. Pada waktu itu, hari sudah mulai menjelang siang. Seperti kebanyakan serial di blog ini, waktu akan diambil sewaktu aku pulang sekolah. Begitu dijemput oleh ibuku, aku segera menaiki motor yang dikendarai oleh ibuku. Setelah aku naik motor, ibuku segera tancap gas dari sekolah menuju rumah.

Berkat kecepatan motor yang kami naiki, perjalanan dari sekolah sampai rumah hanya memakan waktu kurang lebih sepuluh menit. Hitungan itu cukup cepat, karena jarak dari rumah ke sekolah sekitar 5 km. Sesampainya di rumah, aku segera membuka pintu gerbang rumah kami sebagai jalan masuknya motor. Setelah motor masuk, akupun menutup pintu gerbang. Lalu, kamipun masuk ke dalam rumah kami melewati pintu depan rumah yang berwarna kuning. Begitu masuk rumah, dengan segera tanpa membuang watku, aku berganti baju, makan, tidak lupa minum, dan akhirnya aku melaksanakan kewajiban yang paling mendasar. Tentu saja kalian bisa menebak apa maksudku. Menulis cerita, kemudian cerita itu dipublikasikan di blog. Dengan segera, aku asyik mengetik di laptop.

Seperti yang sudah aku nyatakan di atas, ada beberapa keuntungan menulis cerita. Keuntungan itu cukup banyak, sehingga tidak bisa disebutkan satu persatu di sini. Tetapi di sini, aku hanya akan menuliskan tiga keuntungan menulis cerita. Pertama, kita jadi dapat berpikir yang aneh-aneh atau imajinatif. Contoh dapat diambil pada serial-serial yang sebelumnya. Serial-serial sebelumnya tentu saja dibumbui oleh hal yang sedikit lucu atau dramatis, yang tentu saja akan banyak berpengaruh dalam sebuah tulisan.

Kedua, kita jadi lebih dapat berpikir secara luas. Jika pandangan kita semula hanya melihat dalam satu pandangan, maka, kebiasaan menulis dapat membuat kita lebih bijaksana, lebih bisa melihat dua pandangan sekaligus. Jadi, dengan menulis, kita dapat berlatih lebih memahami orang lain. Akhirnya, kita sampai kepada kesimpulan yang terakhir. Ketiga, kita dapat berefleksi. Ya, dengan menuliskan pengalaman kita seharian, kita dapat merefleksikan hidup kita. Kita dapat membuat hidup kita ini lebih berguna, daripada hanya melakukan sesuatu yang sekedar hiburan saja.

Barangkali ada yang bertanya, tulisan anak kecil (usia di bawah 12 tahun) kok bisa seperti ini. Isi dan gaya tulisannya sudah melebihi usia sesungguhnya. Bahkan, ada penilaian yang lebih kejam: tulisan ini menunjukkan kedewasaan yang teramat dipaksakan! Bukan hanya itu, dengan gayaku seperti ini, ada yang menganggap diriku telah kehilangan masa kecilku. Tampaknya, penilaian orang-orang itu tidak terlalu salah. Jujur, aku sendiri memang produk anti-mainstream.

Semenjak kecil aku sudah tergila-gila baca. Ayahku barangkali orang yang menjadi sosok paling bertanggung jawab untuk hobby yang satu ini. Dia adalah orang yang sangat rakus baca. Dia juga sangat rakus menulis. Namun, sebenarnya, yang tidak kalah berpengaruhnya adalah ibuku. Dia selalu hadir untuk membacakan cerita di saat aku masih belum begitu bisa baca. Terlepas dari itu semua, aku merasa punya alasan untuk bahagia. Bahagia karena diberkati dengan begitu banyak hal.

Comments

Popular posts from this blog

Ngenol Bikin Dongkol

Teknisi Correction Tape

Matahachi, sang Lemah Hati #05 - TAMAT