Pukulan Mematikan dari Keteledoran #02

Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang pelajaran Matematika. Pelajaran Matematika sering disepelekan oleh orang banyak, kadang malah diremehkan. Mengapa? Karena matematika sebenarnya secara praktis banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Persoalannya, penggunaan matematika di dalam kehidupan nyata dengan pelajaran formal di sekolah sering jauh asap dari gantang. Artinya, pengalaman belajar di sekolah seringkali terlalu teoretis. Jauh dari pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari. Tidak salah, bahwa banyak orang yang menjadi korban. Matematika yang memiliki peran penting untuk membentuk pemikiran logis terpaksa menjadi sumber ketakutan bagi banyak orang. Padahal, apabila dipelajari lebih dalam, matematika itu mempunyai seluk beluk yang luar biasa. Apabila kalian pengin tahu tiga hal penting mengapa matematika tidak boleh dihindari, silahkan baca di serial sebelumnya.  

Di serial kali ini, tentu saja, kita akan membahas sesuatu yang luar biasa. Secara singkat, hal itu adalah sebuah sikap menyepelekan matematika! Siapa yang menyepelekan? Jujur, orang itu tidak lain tidak bukan adalah diriku sendiri. Kesimpulan dari tindakan menyepelekan itu sudah jelas: aku harus menelan pil pahit. Ada hal buruk yang harus aku tanggung! 

UTS Matematika kali ini agak berbeda bagiku dan bagi teman-temanku semuanya. Mengapa? Karena hasil atau nilai dari UTS jeblok, baik nilaiku maupun nilai teman-temanku semua. Mungkin ada beberapa yang agak tinggi, namun tinggi di sini dalam artian rata-rata. Rata-rata kelasku mungkin hanya 50-60, sedangkan yang tertinggi hanya 80-an. Yup, sebenarnya aku tidak jauh dari angka 80. Namun tentu saja tetap mengecewakan hasilnya, yakni 79. Sangat miris bukan? Kita pasti tahu, anggapan nilai baik tiap anak itu berbeda, tergantung levelnya. Maaf, di sini, maksud level bukan berarti merendahkan anak yang bernilai kurang, namun itu memang sudah kehendak Tuhan. Anak yang bernilai kurang, pasti mempunyai kelebihan lain selain tingkat akademis, misalnya menari atau menyanyi. Oke, kembali ke topik utama. Anggapan nilai baik tiap anak berbeda. Bagiku, nilai baik itu minimal 90 ke atas! Itulah akibat dari menyepelekan sesuatu.

Sebenarnya, “ada udang dibalik batu.” Artinya, ada suatu hal yang mendalangi suatu masalah. Nilaiku yang jelek bukan semata-mata karena menyepelekan pelajaran Matematika, namun karena sudah lama tidak berlatih dan berhitung Matematika. Kalian pasti mengetahui, setiap hari Senin dan Jumat, aku selalu privat bersama guru privatku, Mbak Ari. Nah, akhir-akhir ini, aku ijin kepada Mbak Ari untuk tidak privat, dikarenakan aku belajar serius untuk UTS. Kebetulan, hari-hari di mana privat bersama Mbak Ari, pelajaran untuk diujikan besok benar-benar tingkat berat, seperti PKn dan IPA. Yang kumaksudkan tingkat berat tentu saja bukan berat badan, namun berat dalam teori.

Gara-gara kurang latihan Matematika, maka kemampuan berhitungku menurun dan berakibat buruk pada hasil UTSku. Selain itu, dalam UTS Matematika, aku kurang teliti dalam berhitung. Namun, itu semua tidak menjadi hambatanku untuk belajar. Setiap orang pasti melakukan sebuah kesalahan. Dan dari kesalahan itu, orang akan menggunakannya untuk terus maju dan pantang menyerah. Maka, sering disebut bahwa: Kegagalan adalah Kesuksesan yang Tertunda!

Soal menyepelekan itu pula yang berakibat buruk, dan sekaligus baik, dalam diriku. Pertama, tentu saja, aku menjadi begitu malu. Malu karena aku ternyata dengan mudah terjerembab oleh karena hal yang sederhana. Soal matematika yang diujikan sebenarnya tidak terlalu sulit. Kedua, aku bersyukur, kedua orang tuaku memang tidak menunjukkan kemurkaan tanpa batas. Namun, pertanyaan demi pertanyaan yang dilontarkan kepada diriku memang membuatku tidak punya pilihan lain. Aku tidak bisa menghindarkan diri dari fakta bahwa telah terjadi kecerobohan. Sumbernya tidak lain adalah diriku. Ketiga, kejadian itu membuat diriku memiliki alasan yang kuat untuk menilik ulang kebiasaan-kebiasaanku. Apakah aku akan tetap menikmati YouTube sebanyak sebelumnya? Apakah aku akan tetap membiarkan diriku menggunakan hak untuk bermain Maincraft di Hari Sabtu dan Minggu?
Ini pertanyaan yang terngiang dalam diriku.

Comments

Popular posts from this blog

Ngenol Bikin Dongkol

Teknisi Correction Tape

Matahachi, sang Lemah Hati #05 - TAMAT