Kejadian Luar Biasa #01
Pada serial sebelumnya, kita sudah membahas tentang Force
Majeur. Apa itu force majeur? Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia,
force majeur adalah suatu kejadian yang terjadi di luar kemampuan manusia dan
tidak dapat dihindarkan sehingga suatu kegiatan tidak dapat dilaksanakan atau
tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Force majeur banyak macamnya, dan didasarkan pada konteks. Namun, yang
dimaksudkan pada cerita sebelumnya adalah, kemacetan di jalan. Tentu saja,
kemacetan di jalan termasuk force majeur, karena kita tidak bisa
menghentikannya secara instan atau melewatinya dengan mudah.
Nah, apabila kalian masih penasaran akan yang namanya “force
majeur,” maka silahkan baca di serial sebelumnya. Sebuah kejadian force majeur
telah diceritakan di serial sebelumnya. Sekarang, tentu saja, kita tidak akan
membahas yang namanya “force majeur.” Kita akan membahas sesuatu yang agak
aneh, tepatnya luar biasa. Tentu saja, semua hal yang dibahas disini adalah
sesuatu yang luar biasa. Tepatnya, suatu hal luar biasa yang didapat dari
pengalaman yang biasa. Daripada membuang-buang waktu untuk hal yang tidak
perlu, mari kita memulai saja serial kali ini.
Pada waktu itu, hari sudah mulai pagi. Dengan semangat yang
sangat besar, aku bangun dan mandi.
Begitu selesai mandi, aku minum energen
sebagai sumber energiku, dan diantar oleh ayahku ke sekolah. Di sana, dengan
segera, aku turun dari motor dan memberi salam kepada semua guru yang ada di
depan gerbang masuk sekolah. Begitu selesai bersalaman, akupun berjalan menuju
kelasku. Kebetulan, kelasku berada di tingkat kedua, jadi untuk naik
membutuhkan sedikit tenaga. Walaupun begitu, tenaga yang kukeluarkan tidak
seberapa besar untuk belajar matematika. Memang,
pada hari itu, kami, para siswa dan siswi kelas 6 menjalani UTS. Tepatnya UTS
matematika, yang agak memberatkan bagi kami. Mengapa? Ada beberapa alasan yang
bisa disebutkan di sini.
Pertama, pelajaran yang
bernama Matematika membutuhkan ketelitian yang luar biasa. Bahkan, orang yang
pintar Matematika pun apabila tidak teliti dapat terjerumus dalam masalah. Kedua, selain itu,
Matematika adalah pelajaran yang paling tidak disukai oleh hampir semua
temanku. Mengapa? Karena selain ketelitian, matematika juga pelajaran yang
paling repot. Repot di sini artinya repot dalam menghitung. Kalian pasti mengetahui, banyak ilmu
matematika yang sebenarnya sepele, namun mereputkan. Misalnya penjumlahan. Penjumlahan
itu cenderung mudah daripada perkalian maupun pembagian, namun soal penjumlahan
bisa saja salah karena disepelekan dan dianggap remeh. Jadi, matematika
merupakan pelajaran paling tidak favorit di kelasku.
Dan yang paling terakhir, Matematika membutuhkan logika.
Logika dibutuhkan setiap orang apabila ingin mendalami ilmu yang bernama
Matematika. Mengapa? Karena, setiap persoalan matematika belum tentu ada teori
pemecahannya, dan kita harus memecahkan sendiri dengan logika kita. Namun,
pelajaran Matematika bisa bertransformasi menjadi mudah, apabila kita mau
berusaha. Berusaha untuk teliti, dan memecahkan persoalan dengan logika. Dapat dipastikan,
dengan cara itu, pelajaran Matematika akan menjadi mudah.
Di manakah letak luar biasanya dari kisah pelajaran
matematika ini? Inilah yang sebenarnya hendak aku bicarakan. Namun, sayangnya
kali ini aku belum bisa mengangkatnya dalam kisah hari ini. Soalnya sederhana:
aku dan ayahku sudah membuat kesepakatan. Kegiatan menulis harian ini dilakukan
dalam batasan sekitar 500 kata. Mengapa hanya 500 kata? Ini letak misteri
sesungguhnya. Keterampilan menulis tidak pernah diperoleh hanya karena latihan
satu atau dua hari. Keterampilan ini dipertajam seiring dengan perjalanan
waktu. Artinya, butuh kesungguhan dan konsistensi.
Menulis lebih banyak dari
500 kata per-harinya barangkali baik. Namun, bagi anak seusiaku, kali ini,
tidak sepantasnya aku menulis lebih banyak lagi. Begitulah pertimbangan ayahku.
Gagasan yang muncul untuk dikisahkan harus dibag-bagi. Sebagian hari ini,
sebagian lainnya untuk besok hari. Besok hari, dan besok hari selanjutnya. Itu
lah yang ditargetkan.
Comments
Post a Comment