Tidur Serasa di Kerangkeng - #09

Pada cerita sebelumnya, kami sudah berhasil menyelesaikan petualangan jelajah malam kami. Lalu, apa yang selanjutnya kami lakukan setelah sampai di perkemahan? Jujur, aku langsung tidur di tenda. Mengapa? Karena waktu itu sudah pukul 11 malam, sehingga mata kami sudah berat. Dalam perjalanan pun kami sudah terhuyung-huyung, memaksakan diri kami tetap bangun dan tidak jatuh ke tanah. Namun, jadwal kami malam itu belum selesai. Kami terlebih dahulu harus menunggu teman-teman dari regu lain yang belum menyelesaikan petualangan jelajah malam. Setelah mereka semua sampai di perkemahan, semua siswa kelas 7 terlebih dahulu berkumpul di suatu tempat untuk berdoa bersama sebelum tidur. Sementara kami menunggu teman-teman kami dari regu lain menyelesaikan petualangan jelajah malam, kami terlebih dahulu memakan beberapa snack yang sudah kami bawa. Lalu, kami mengganti baju pramuka kami dengan baju tidur.

Sekitar setengah jam kemudian, terdapat suara dari depan sekretariat untuk memerintahkan berkumpul di depannya. Kami pun dengan segera keluar dari tenda dan sedikit berlari ke arah suara tadi. Nampak 300 siswa kelas 7 berjalan ke arah suara itu. Sesampainya di sana, kami diminta oleh kakak DP untuk berbaris tidak harus dengan regu, namun berbaris dalam posisi duduk. Setelah kami duduk, kami harus menunggu beberapa menit agar siswa kelas 7 yang masih dalam perjalanan dari tenda ke tempat itu dapat duduk dan menikmati suasana doa. Setelah beberapa menit kemudian, seluruh siswa kelas 7 sudah berkumpul dan duduk bersama di situ. Salah satu pembina duduk di depan semua siswa kelas 7. Rupanya, beliau yang akan memimpin doa bersama sebelum tidur. Lalu, kakak pembina itu memulai doa. Doa tersebut tidak begitu panjang, namun sangat bermakna bagi kami. Selesai berdoa, kami diminta untuk langsung ke tenda dan tidur. Mengapa? Karena besok pagi ada kegiatan yang cukup banyak. Selain itu, esok hari adalah hari terakhir kami di perkemahan, jadi kami tidak mau menyia-nyiakan pengalaman yang berharga ini.

Sesampainya di tenda, kami langsung tidur. Tenda itu tidak besar. Delapan orang tentu membuat ruang gerak sangat sempit. Kami yang biasanya tidur di ranjang menjadi tidak bebas bergerak dan justru membuat badan kami agak pegal. Namun hal itu adalah tantangan yang harus kami hadapi malam itu. Hal itu juga salah satu yang membuat pengalaman kami di perkemahan menjadi asyik dan menantang. Paginya, kami saling membangunkan diri untuk bersiap-siap melanjutkan kegiatan. Ketika aku melihat jadwal yang diberikan, nampak bahwa sekitar jam 6 akan ada senam pagi. Tiba-tiba terdengar simbol morse bahwa pemimpin regu (pinru) harus berkumpul. Ketua reguku langsung berlari ke arah simbol morse tersebut. Setelah beberapa menit kami menunggu sambil terkantuk-kantuk, pemimpin regu kami berlari ke arah tenda dan memberikan informasi. Informasi tersebut berisikan bahwa dua orang harus memasak, sisanya melakukan senam. Kami meninggalkan ketua dan sekretaris kami untuk memasak, lalu sisanya, termasuk aku, berjalan ke arah senam akan dilaksanakan.

Sesampainya di sana, terdapat kakak-kakak DP yang akan memandu kami dalam menyiapkan barisan. Kami diharuskan untuk berbaris sesuai dengan regu dengan sistem berbaris ke belakang. Setelah tertata, kami harus merentangkan tangan kami agar saat senam kami bisa bergerak dengan leluasa. Setelah semua itu selesai dilakukan, salah satu kakak DP yang berdiri di dekat speaker menyalakan lagu senam dan kami pun memulai senam pagi tersebut. Nampak bahwa kakak-kakak DP di depan kami melakukan beberapa tugas yang berbeda. Ada kakak DP yang mencontohkan gerakan senam dan ada yang menilai. Lalu, bagaimana kelanjutan dari petualangan kami? Saksikan terus kelanjutannya.

Comments

Popular posts from this blog

Ngenol Bikin Dongkol

Teknisi Correction Tape

Matahachi, sang Lemah Hati #05 - TAMAT