Uji Lidah - #07

Pada serial sebelumnya, kami sudah menyelesaikan tugas di pos 2 yang menuntut kerja dari indera peraba kami. Namun, setelah kami menyelesaikannya, tiba-tiba kami dituntut untuk naik ke jalan yang menanjak. Tidak hanya menanjak, namun juga gelap gulita. Akhirnya, dengan pelan, kami naik ke atas. Pemimpin regu kami berada di paling depan dan memegang senter, kemudian aku yang berada di paling belakang, karena aku wakil pemimpin regu. Lalu, kami berjalan dengan pelan. Setelah berjalan beberapa saat, kami sudah di tengah kegelapan yang hanya terpecahkan dari sinar senter kami. Setelah berjalan beberapa lama, kami pun menemukan sebuah sinar senter. Tentu saja, sinar senter itu tidak berasal dari kami. Akhirnya, kami mendekatinya karena sinar senter tersebut berasal dari jalur kami. Setelah kami sampai, ternyata di situ terdapat dua orang. Siapakah mereka?

Ternyata, mereka adalah dua orang pembina. Kami mengira dua pembina tersebut adalah penjaga pos, maka kami segera berbaris untuk melapor. Lalu setelah selesai melapor, salah satu pembina dengan segera mengatakan bahwa mereka bukan penjaga pos. Mereka hanya akan memberitahu setiap regu yang melewati jalan tersebut, bagaimana penggunaan senter dengan benar. Pembina tersebut mengatakan, untuk pemegang senter bagian depan alias pemimpin regu harus menerangi jalannya agar dapat mengetahui apa yang akan dilaluinya, sedangkan untuk pemegang senter bagian belakang harus menerangi jalan yang akan dilalui teman yang berada di depan pemegang senter tersebut. Itu artinya, aku harus menerangi jalan mereka. Caranya? Aku harus mengarahkan sinar dari senter tersebut ke samping barisan temanku. Pembina tersebut mengatakan bahwa aku boleh menyinari baik samping kiri maupun kanan. Setelah diberi informasi tadi, pembina tersebut mengatakan bahwa beliau sudah selesai dalam memberikan informasi, sehingga kami boleh pergi. Setelah kami baris dan melapor, sang pembina membubarkan dan kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke pos ketiga.

Setelah berjalan beberapa lama dalam kegelapan, akhirnya kami menemukan pos ketiga. Pos ketiga tersebut dijaga oleh dua kakak DP. Di situ masih ada satu regu yang duduk di dinding. Omong-omong, dindingnya miring sehingga bisa di duduki. Setelah menemukannya, kami pun berbaris untuk melapor dan bertugas. Lalu kakak DP tersebut membolehkan kami untuk bertugas. Setelah kami bubar, kakak DP tersebut menjelaskan bahwa pos tersebut akan menguji indera perasa kami. Salah satu dari kami harus merasakan beberapa benda, tepatnya minuman, lalu menebaknya dengan benar. Kami pun menunjuk salah satu teman kami. Teman kami itu lalu merasakan apa yang sudah disediakan. Lalu ia berdiskusi sebentar dengan kami, apa kira-kira minuman tersebut. Setelah berdiskusi agak lama, kami pun akhirnya memutuskan jawabannya. Kami menyebutkan semua nama minuman yang telah teman kami rasakan.

Setelah menjawab apa nama minuman tersebut, kami pun berbaris dan melapor bahwa kami sudah selesai dan akan melanjutkan tugas. Kakak DP pun mengizinkan. Ia memberikan petunjuk jalan, bahwa kami harus belok ke kanan. Padahal, belokan ke kanan merupakan jalan menurun dan gelap. Namun, kami menanggapinya dengan senang, karena kami merasa akan ada petualangan di depan sana. Setelah kakak DP membubarkan kami, dengan segera dan penuh semangat kami berjalan ke arah sana. Kami juga mengingat instruksi dari kakak pembina tadi mengenai pengunaan senter. Ketika kami berjalan, terasa angin malam yang dingin dan menusuk. Suasana benar-benar gelap, karena tidak ada sinar selain dari kedua senter kami. Setelah berjalan beberapa lama, tiba tiba di depan kami terdapat jalan yang menanjak dan berumput. Dengan hati-hati, kami naik dan menemui satu kakak DP. Kami diberhentikan oleh dia. Apa yang harus kami lakukan? Apakah kami dihukum? Saksikan terus kelanjutannya ya..

Comments

Popular posts from this blog

Ngenol Bikin Dongkol

Teknisi Correction Tape

Matahachi, sang Lemah Hati #05 - TAMAT