26 Gigitan Nyamuk

Libur hampir usai. Besok hari Senin, tanggal 18 Juli 2016, kebanyakan sekolah, termasuk sekolahku, memulai  tahun ajaran yang baru. Namun, itu tidak membuat kami sekeluarga kehilangan petualangan kami selama liburan. Petualangan yang kami alami bisa jadi justru makin banyak dan beraneka ragam, karena kami tidak hanya berdiam diri di rumah saja, namun bekerja maupun bersekolah. Ibuku termasuk perkecualian. Kenapa? Karena, dia bekerja sebagai ibu rumah tangga, yang berarti, ibuku itu mengurus segala kebutuhan dasar di rumah. Artinya, ketika ibuku tidak pergi bekerja, itu tidak berarti ibuku tidak produktif. Di rumah, ia justru lebih produktif dibanding jika bekerja, karena jika tidak ada ibuku, rumah kami akan kotor dan apak.

Oke, lewati saja hal itu. Kali ini, kita akan membahas tentang nyamuk. Pada serial-serial yang terdahulu, topik nyamuk pernah dibahas. Namun, kali ini, kita akan membahas keunikan nyamuk yang lain. Pada waktu itu, pagi hari bersinar cerah. Seperti biasa, terdengar bapakku menampar-nampar nyamuk dengan raket nyamuk. Bunyi raket nyamuk yang khas membuatku terjaga di tempat tidur. “Ayo, kita menulis di Kali Kuning,” ajak bapak sambil menampar satu nyamuk lagi. Seperti biasa, aku langsung bersemangat. Kali Kuning, entah kenapa, bunyi aliran air membuat kami merasa lebih adem serta tentrem, sehingga membuat otakku dan bapakku terasa jernih. Begitu sampai di sana, kami langsung sibuk dengan gadget kami masing-masing. Namun, tentu saja, kami tidak menggunakannya untuk bermain. Kami menggunakannya untuk menulis cerita.

Selesai membuat cerita, kami memandangi aliran air Kali Kuning. Tidak seperti biasanya, aliran air di Kali Kuning lebih kencang dan lebih dalam, sehingga kami tidak berani menembus aliran air. Anomali itu mungkin disebabkan oleh La Nina, yang membuat hujan turun diluar perkiraan kita (serial tentang La Nina dapat dibaca di sini). Bapakku, tiba-tiba saja, melihat ke bawah, ke arah kakinya, lalu menunduk-nunduk seperti sedang menghitung sesuatu. “Ada apa pak?” tanyaku dengan penasaran. “….. 24, 25, 26,” kata bapakku acuh tak acuh. Lalu dia berdiri tegak kembali dengan tampang yang puas. “Begini,” jawabnya ketika melihat tampangku yang penasaran. “Kamu tahu kan, di rumah kita itu, banyak sekali nyamuk yang lewat kesana kemari, menghisap darah kita seenaknya sendiri, ya kan?” lanjut bapak. Aku menganggukkan kepala dengan penuh rasa penasaran.

“Nah, kemarin malam, bapak sudah berhasil menangkap banyak sekali nyamuk, kira-kira jumlahnya 30,” kata bapakku sambil menarik nafas. “Tetapi, karena saking banyaknya nyamuk yang berada di dalam rumah maupun di sekitar rumah, maka pada malam hari, bapak menjadi sukarelawan pendonor darah bagi para nyamuk!” lanjut bapak dengan semangat. Aku, tentu saja, mengerutkan kening tanda penasaran. Begitulah bapakku, selalu membuat teka-teki dengan kata-katanya yang tidak blak-blakan. “Nyamuk-nyamuk itu, menggiggit bapak selama bapak tidur, sebanyak 26 kali. Tadi, bapak sudah hitung,” kata bapak dengan dramatis. “Hmm, setelah dipikir-pikir, aku ingat sesuatu. Dulu aku pernah baca buku yang menyatakan, bahwa golongan darah O memang sering diburu nyamuk. Mungkin pernyataan itu benar setelah bapak tadi menyatakan 26 gigitan nyamuk ya?” kelakarku. Memang begitulah adanya. Bapakku bergolongan darah O. Kita sendiri tahu, ada fakta-fakta yang belum tentu terjadi pada setiap orang yang mempunyai satu golongan darah yang sama.  mengenai golongan darah, Misalnya, darah AB pandai menyembunyikan perasaannya. Itu kan juga tidak pasti terjadi pada setiap orang yang berdarah AB. Fakta itu di dasarkan pada survey. Oke, kembali ke pokok utama.  Ketika bapakku mendengar kelakarku itu, kami pun tertawa bersama-sama, dan pulang dengan hati yang senang.


Comments

  1. Rio, kali ini tulisan darimu tidak mengalami moderasi sama sekali. Tentu ini adalah hal yang luar biasa. Membuat cerita yang didasarkan pada pengalaman keseharian memang gampang-gampang susah. Apa yang engkau tampilkan dalam tulisan kecil ini sungguh sederhana. Namun di balik kesederhanaan itu, tentu ada kedalaman makna dan juga keluasan pengetahuan. Pengetahuan tidak dalam arti sempit, tetapi pengetahuan tentang apa itu karya tulis, apa yang diharapkan oleh pembaca, dan seberapa banyak informasi yang harus disampaikan. Nah, kesemuanya itu adalah buah dari kesungguhan dalam berlatih .Bapak sungguh memberikan apresiasi yang tinggi atas kesungguhan dan komitmen kamu .Setelah hari masuk sekolah tiba, tentu kesempatan bagi kita untuk menulis cerita bersama tidak lagi seluas ketika kita menikmati liburan. Namun, bapak tidak memiliki kekhawatiran bahwa kita akan kehilangan kesempatan untuk tumbuh. Justru melalui perjumpaan dengan teman yang lain di sekolah itulah yang membuat kita jauh lebih kreatif lagi.

    ReplyDelete
  2. ayo kumpulkan nyamuk yang banyak, siapa tahu bisa jadi duit hahahaha :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ngenol Bikin Dongkol

Teknisi Correction Tape

Matahachi, sang Lemah Hati #05 - TAMAT